digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tinggian Bandar Agung-Meraksa terletak di batas paling Selatan dari cekungan Sumatra Selatan. Wilayah ini dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi sebagai area eksplorasi dari wilayah kerja Ogan Komering. Dari hasil pengeboran sumur BDA- 1 (2014), tinggian ini telah terbukti sebagai cebakan hidrokarbon di rekahan alami batuan dasar dengan laju alir gas sebesar 3.4 juta kubik kaki per hari. Usaha untuk mendeliniasi sebaran rekahan alami di batuan dasar dilakukan dengan pengeboran sumur eksplorasi JTB-1 (2015), NRM-1 (2015) dan BDA-2 (2022), di tinggian tersebut, namun sumur-sumur tersebut belum mengindikasikan keberadaan hidrokarbon di batuan dasar meskipun rekahan alami teridentifikasi berkembang. Karakterisasi rekahan kritis dan pemodelan rekahan alami diperlukan untuk mengetahui karakteristik dan sebaran rekahan alami yang dapat mengalirkan hidrokarbon di kedua tinggian tersebut dan hubungannya dengan tegasan regional dan struktur geologi yang berkembang di daerah tersebut. Data seismik 3D seluas 336 Km2 dan data 5 sumur eksplorasi yang meliputi data log tali kawat sumur, log gambar, log pengeboran, data cutting dan SWC digunakan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pemetaan bawah permukaan, restorasi penampang seimbang, analisis geomekanik dan pemodelan rekahan dengan metode Dislokasi Elastik (Elastic Dislocation Model). Pemodelan rekahan alami dilakukan dengan memprediksi orientasi, kemiringan dan intensitas rekahan di batuan dasar yang selanjutnya rekahanrekahan yang berpotensi membuka pada kondisi tegangan saat ini (rekahan kritis) dapat diidentifikasi sebagai zona permeabel yang memiliki berpotensi menjadi zona produktif pada batuan dasar. Pemetaan bawah permukaan dan restorasi penampang seimbang menunjukkan daerah penelitian dipengaruhi oleh beberapa fase deformasi, yaitu fase ekstensional, fase tektonik stabil dan fase kontraksional dengan tren orientasi struktur timur laut-barat daya, barat-laut tenggara dan timur-barat. Analisis geomekanik menunjukkan rezim tegasan sesar geser berlaku di area ini pada saat ini. Berdasarkan interpretasi log gambar di batuan dasar, terdapat dua kelompok rekahan konduktif yang terbentuk dengan orientasi jurus utara-Selatan di tinggian Meraksa dan orientasi timur laut-tenggara di tinggian Bandar Agung. Orientasi tegasan utama teridentifikasi memiliki arah timur laut-barat daya. Orientasi rekahan terbuka yang berbeda antara dua tinggian tersebut menunjukkan pengaruh yang kuat dari sesar-sesar lokal yang menyebabkan variasi arah tegasan utama yang berpengaruh terhadap berbedanya orientasi rekahan-rekahan yang terbuka pada kondisi saat ini. Pemodelan rekahan di batuan dasar menunjukkan kecenderungan perkembangan rekahan dengan intensitas tinggi terpusat pada zona-zona patahan dan lengkungan maksimum dari struktur di kedua tinggian tersebut. Zona-zona dengan kondisi rekahan yang telah memasuki zona kritis teridentifikasi memiliki arah yang pararel dengan arah tegasan utama lokal yang berlaku saat ini. Daerah yang memiliki akumulasi rekahan kritis dalam model 3D berpotensi sebagai akumulasi zona permeabel di interval batuan dasar.