Artritis reumatoid (AR) merupakan penyakit autoimun sistemik yang mempengaruhi sendi.
Adanya pelepasan sitokin, salah satunya TNF-?, menyebabkan inflamasi jaringan sinovial
yang akhirnya mengakibatkan kerusakan kartilage dan sendi yang merupakan karakteristik
penyakit AR. Analgesik dan obat-obat anti-inflamasi pada terapi AR seringkali harus
digunakan dalam jangka waktu panjang sehingga berpotensi menimbulkan
ketidaknyamanan. Produk bahan alam yang dapat bekerja sebagai anti-artritis terus diteliti
untuk menemukan alternatif pengobatan AR dengan sedikit efek samping. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas anti-artritis reumatoid ekstrak air teh hijau
[Camellia sinensis (L.) Kuntze] dan daun alpukat (Persea americana Miller) yang menurut
literatur berkhasiat mengobati radang –salah satu manifestasi AR. Penelitian ini diawali
dengan pengumpulan, penetapan identitas, dan karakterisasi tumbuhan uji, ekstraksi bahan
aktif dari simplisia menggunakan air, karakterisasi ekstrak, pembuatan model tikus AR,
dan uji efek anti-artritis ekstrak pada tikus artritis reumatoid. Adanya efek anti-artritis
ditentukan melalui perhitungan skor artritis, penentuan kadar TNF-?serum tikus yang
ditentukan dengan metode ELISA, dan efek terhadap kartilage diamati melalui pembuatan
preparat jaringan. Hasil penentuan skor artritis menunjukkan adanya penurunan skor
artritis yang bermakna (p<0,05) setelah pemberian kedua dosis ekstrak air teh hijau (72 dan
216 mg/kg bb) dan daun alpukat (44 dan 88 mg/kg bb). Kadar TNF-?tikus kelompok teh
hijau dosis 216 mg/kg bb dan kedua kelompok daun alpukat (44 dan 88 mg/kg bb) lebih
rendah dan berbeda signifikan (p<0,05) terhadap kadar TNF-?kontrol. Hasil pemeriksaan
mikroskopik sendi kaki belakang tikus menunjukkan ekstrak teh hijau dosis tinggi (216
mg/kg bb) lebih berefek dalam mengurangi terjadinya kerusakan kartilage dibandingkan
ekstrak air daun alpukat. Berdasarkan seluruh hasil, ekstrak air teh hijau dosis 216 mg/kg
bb memiliki efek anti-artritis pada model tikus yang diinduksi kolagen.
Perpustakaan Digital ITB