digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Artritis reumatoid (AR) merupakan penyakit autoimun sistemik yang mempengaruhi sendi. Adanya pelepasan sitokin, salah satunya TNF-?, menyebabkan inflamasi jaringan sinovial yang akhirnya mengakibatkan kerusakan kartilage dan sendi yang merupakan karakteristik penyakit AR. Analgesik dan obat-obat anti-inflamasi pada terapi AR seringkali harus digunakan dalam jangka waktu panjang sehingga berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan. Produk bahan alam yang dapat bekerja sebagai anti-artritis terus diteliti untuk menemukan alternatif pengobatan AR dengan sedikit efek samping. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas anti-artritis reumatoid ekstrak air teh hijau [Camellia sinensis (L.) Kuntze] dan daun alpukat (Persea americana Miller) yang menurut literatur berkhasiat mengobati radang –salah satu manifestasi AR. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan, penetapan identitas, dan karakterisasi tumbuhan uji, ekstraksi bahan aktif dari simplisia menggunakan air, karakterisasi ekstrak, pembuatan model tikus AR, dan uji efek anti-artritis ekstrak pada tikus artritis reumatoid. Adanya efek anti-artritis ditentukan melalui perhitungan skor artritis, penentuan kadar TNF-?serum tikus yang ditentukan dengan metode ELISA, dan efek terhadap kartilage diamati melalui pembuatan preparat jaringan. Hasil penentuan skor artritis menunjukkan adanya penurunan skor artritis yang bermakna (p<0,05) setelah pemberian kedua dosis ekstrak air teh hijau (72 dan 216 mg/kg bb) dan daun alpukat (44 dan 88 mg/kg bb). Kadar TNF-?tikus kelompok teh hijau dosis 216 mg/kg bb dan kedua kelompok daun alpukat (44 dan 88 mg/kg bb) lebih rendah dan berbeda signifikan (p<0,05) terhadap kadar TNF-?kontrol. Hasil pemeriksaan mikroskopik sendi kaki belakang tikus menunjukkan ekstrak teh hijau dosis tinggi (216 mg/kg bb) lebih berefek dalam mengurangi terjadinya kerusakan kartilage dibandingkan ekstrak air daun alpukat. Berdasarkan seluruh hasil, ekstrak air teh hijau dosis 216 mg/kg bb memiliki efek anti-artritis pada model tikus yang diinduksi kolagen.