digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

! Limbah tanaman sebagai sisa hasil pertanian tentunya sangat melimpah dan menjadi masalah utama di dunia. Umumnya banyak masyarakat yang belum menyadari akan manfaat dari senyawa berpotensial yang terkandung di dalamnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memanfaatkan xilan sebagai hemiselulosa utama pada limbah batang tanaman sebagai zat pembawa untuk sistem penghantaran obat di kolon. Sistem penghantaran ini dipilih berdasarkan kemampuan xilan yang dapat didegradasi oleh enzim xilanase yang diproduksi oleh bakteri di kolon. Metode yang digunakan untuk membentuk nanopartikel xilan adalah koaservasi sederhana. Xilan, suatu senyawa tidak larut air, dilarutkan dalam NaOH, kemudian ditambahkan CH3COOH sebagai antisolvent menggunakan mikroburet. Tween 20 ditambahkan untuk menstabilkan nanopartikel yang terbentuk secara spontan yang didasarkan atas reaksi asam-basa. Untuk menghasilkan nanopartikel dengan ukuran dan distribusi ukuran yang diinginkan, maka beberapa parameter seperti lama pengadukan, kecepatan pengadukan, kecepatan penambahan asam dan jumlah xilan dioptimasi. Pada penelitian ini, digunakan silimarin yang merupakan senyawa BCS kelas II sebagai obat antikanker yang akan diinkorporasikan ke nanopartikel xilan. Karakterisasi sediaan dilakukan terhadap beberapa parameter seperti muatan partikel, struktur dan morfologi partikel, serta efisiensi penjeratan. Nanopartikel xilan dengan ukuran 577,90±30,45 nm dan distribusi ukuran partikel sebesar 0,203±0,112 dibentuk dengan kondisi optimum berupa lama pengadukan selama 30 menit, kecepatan pengadukan sebesar 1.000 rpm, kecepatan penambahan asam sebesar 0,01 mL/s dan jumlah xilan sebesar 0,5% (b/v). Nanopartikel xilan menunjukkan muatan negatif sebesar -1,47 mV, dikarenakan adanya gugus asam 4-O-metil-glukuronat pada struktur xilan, sedangkan kompleks xilan-silimarin optimal memiliki muatan 24,2 mV dengan jumlah silimarin sebanyak 0,05% (b/v). Efisiensi penjeratan yang dihasilkan bernilai 94,59±0,28 % dengan ukuran dan distribusi ukuran partikel masing-masing sebesar 723,35±18,59 nm dan 0,206±0,035. Hasil analisis menggunakan Differential Scanning Calorimetry dan Difraktometri Sinar-X menunjukkan nanopartikel xilan berada dalam bentuk amorf dan sifat kristalnya tidak berubah walaupun sudah dalam bentuk kompleks dengan silimarin. Morfologi nanopartikel xilan dan kompleks xilan-silimarin menunjukkan bentuk tidak beraturan yang telah mengalami agregasi. Berdasarkan hasil, formula ini berpotensi digunakan untuk penghantaran obat antikanker di kolon.