digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aterosklerosis dan hipertensi sering dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular yang akan berkembang menjadi infark miokardia dan stroke. Statin telah digunakan secara luas untuk menurunkan tingkat kolesterol dan obat antihipertensi seperti kaptopril telah sering diresepkan untuk menurunkan tekanan darah. Kurkumin, senyawa fenolik dari Curcuma longa telah terbukti khasiatnya dalam mengobati berbagai macam penyakit sehingga diharapkan dapat menjadi senyawa alternatif yang lebih efektif dan aman. Penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya peningkatan sifat fisika, bioavailabilitas, dan stabilitas yang signifikan terhadap kurkumin saat dienkapsulasi dalam nanoemulsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji potensi sistem nanoemulsi dalam meningkatkan aktivitas antihipertensi dan antihiperkolesterol secara in vitro. Komposisi dan metode pembuatan nanoemulsi yang telah teruji digunakan dalam penelitian ini dan menghasilkan ukuran globul 42,93 ± 29,85 nm, indeks polidispersitas 0,36 ± 0,04, zeta potensial -0,12 ± 0,50 mV, efisiensi penjeratan 89,89 ± 8,18 %, dan kapasitas pemuatan 9,06 ± 0,92 mg/ g fase minyak. Aktivitas antihipertensi kurkumin ditentukan berdasarkan kemampuannya dalam menginhibisi Angiotensin Converting Enzyme (ACE) secara in vitro. Dalam inhibisi ACE, substrat sintetis hippuryl-L-histidyl-L-leucine (HHL) akan bereaksi dengan sampel uji yang mengandung ACE untuk membentuk asam hipurat. Asam hipurat yang terbentuk dilarutkan dalam air, absorbansi larutan ditentukan di daerah sinar UV dan aktivitas inhibisi ACE dihitung. Aktivitas antihiperkolesterol kurkumin diuji menggunakan kit HMG-CoA reduktase pada UV 96 well plate. Pengujian ini dilakukan berdasarkan penurunan absorbansi NADPH oleh 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA reductase (HMGR) dengan keberadaan substrat HMG-CoA. Kurkumin diketahui tidak memiliki potensi yang bermakna secara signifikan sebagai inhibitor ACE namun saat diinkorporasikan ke dalam sistem nanoemulsi, aktivitasnya sedikit meningkat dalam menginhibisi ACE. Sedangkan pada pengujian antihiperkolesterol, kurkumin menunjukkan adanya potensi yang cukup baik dalam menurunkan tingkat kolesterol. Kurkumin yang dienkapsulasi dalam nanoemulsi menunjukkan aktivitas yang tidak berbeda secara bermakna saat dibandingkan dengan standar pravastatin. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurkumin tidak menunjukkan adanya potensi sebagai inhibitor ACE, namun dapat menjadi pengobatan alternatif yang baik bagi penderita hiperkolesterolemia. Sistem nanoemulsi tidak hanya meningkatkan aktivitas inhibisi HMGR namun juga aktivitas inhibisi ACE pada kurkumin.