Cover_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 1_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 2_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 3_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 4_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 5_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 6_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Pustaka_Isabella Cynthia Setiawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Infeksi bakteri merupakan infeksi yang paling sering terjadi. Keterbatasan dari pengobatan
dengan antibiotik adalah timbulnya masalah resistensi dan tingginya efek samping. Obat yang
berasal dari tumbuhan diharapkan dapat membantu meningkatkan efek antibiotik. Temulawak
dan kunyit sering digunakan secara tradisional dan salah satu kandungan senyawa aktifnya
merupakan kurkumin. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, kurkumin telah dibuktikan efek
antimikrobanya dan dalam penelitian ini kurkumin diteliti efek antimikrobanya ketika
dikombinasikan dengan beberapa antibiotik untuk meningkatkan efeknya, yaitu neomisin sulfat,
kloramfenikol palmitat, siprofloksasin, trimetoprim, sulfametoksazol, ampisilin trihidrat dan
tetrasiklin hidroklorida. Uji efek kombinasi zat antimikroba dilakukan dengan menggunakan tiga
metode dan dilihat korelasinya. Metode diawali dengan uji pendahuluan berupa penentuan nilai
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bakterisid Minimum (KBM) dari zat
antimikroba tunggal. Uji kombinasi dilakukan dengan metode pita kertas, cakram kertas dan time
kill curve. Nilai KHM dari neomisin sulfat, kloramfenikol palmitat, tetrasiklin hidroklorida,
trimetoprim, sulfametoksazol, ampisilin trihidrat, siprofloksasin dan kurkumin terhadap bakteri
S.aureus berturut-turut 8; 32; 0,25; 256; 32; <0,015625; 0,125; 64 µg/mL. Sedangkan, KHM
terhadap bakteri E.coli berturut-turut 16; 64; 0,5; 64; 32; 8; 0,0625; 64 µg/mL. Nilai KHM menjadi
dasar pemilihan konsentrasi zat antimikroba untuk uji kombinasi. Berdasarkan hasil uji terhadap
bakteri Escherichia coli, neomisin sulfat, kloramfenikol palmitat, siprofloksasin, sulfametoksazol,
ampisilin trihidrat dan tetrasiklin hidroklorida yang dikombinasikan dengan kurkumin
menghasilkan efek antimikroba yang bersifat aditif. Sedangkan, antibiotik trimetoprim yang
dikombinasikan dengan kurkumin menghasilkan efek sinergis terhadap bakteri E.coli. Kombinasi
antibiotik-antibiotik uji tersebut dengan kurkumin menghasilkan efek aditif ketika diuji terhadap
bakteri S.aureus.
Perpustakaan Digital ITB