digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan selulit pertama kali ditemukan pada tahun 1600, tetapi tidak banyak penelitian yang dilakukan tentang selulit. Salah satu senyawa metilxantin yang dapat menyebabkan lipolisis pada selulit adalah kafein. Dalam penelitian ini dibuat sediaan patch kafein dengan tujuan sebagai antiselulit. Sediaan patch kafein dibuat dengan berbagai macam polimer HPMC, Eudragit L100-55, Eudragit RL dan PVP dengan menggunakan metode penguapan pelarut. Patch kemudian dievaluasi meliputi ketahanan lipat dan kekuatan mekanik, kadar lembab, dan kadar kafein dalam sediaan. Pelepasan kafein dari patch dievaluasi secara in vitro dan in vivo pada tikus, uji efektifitas dalam mengurangi tebal lapisan adiposa dievaluasi secara histopatologi. Formula yang paling baik diperoleh dengan penggunaan polimer Eudragit L100-55 dengan PEG 400 sebagai plasticizer dan asam oleat sebagai peningkat penetrasi. Patch memiliki nilai tensile strength 0,175±0,00 kg/mm 2 , persen perpanjangan 1073,94±9,05%, kadar lembab 4,75±0,54%, kadar kafein pada sediaan 98,43±4,08 %. Hasil uji pelepasan selama 24 jam menunjukkan pelepasan kafein sebesar 91,32±5,21 %. Uji in vitro difusi kafein menggunakan lepasan kulit ular menunjukkan hasil yang sangat kecil, sedangkan studi di tikus menunjukkan pelepasan kafein yang lebih besar dibandingkan hasil in vitro. Aplikasi sediaan kafein (patch dan gel) setiap 24 jam selama 21 hari memberikan konsentrasi kafein di plasma dari aplikasi patch jauh lebih kecil dibandingkan dengan aplikasi gel. Hasil histopatologi menunjukkan penurunan tebal jaringan adiposa dibandingkan dengan kontrol dari aplikasi patch dan gel kafein adalah sebesar 50,92±10,82 % dan 61,06±3,42 % (p<0,05). Penggunaan patch kafein memberikan efek penurunan tebal lapisan lemak yang baik tetapi dengan konsentrasi kafein dalam plasma yang jauh lebih kecil dibandingkan gel. Hal ini akan memberikan keuntungan resiko efek samping dari kafein yang lebih kecil dengan pengunaan patch.