Permasalahan selulit pertama kali ditemukan pada tahun 1600, tetapi tidak
banyak penelitian yang dilakukan tentang selulit. Salah satu senyawa metilxantin
yang dapat menyebabkan lipolisis pada selulit adalah kafein. Dalam penelitian
ini dibuat sediaan patch kafein dengan tujuan sebagai antiselulit. Sediaan patch
kafein dibuat dengan berbagai macam polimer HPMC, Eudragit L100-55,
Eudragit RL dan PVP dengan menggunakan metode penguapan pelarut. Patch
kemudian dievaluasi meliputi ketahanan lipat dan kekuatan mekanik, kadar
lembab, dan kadar kafein dalam sediaan. Pelepasan kafein dari patch dievaluasi
secara in vitro dan in vivo pada tikus, uji efektifitas dalam mengurangi tebal
lapisan adiposa dievaluasi secara histopatologi. Formula yang paling baik
diperoleh dengan penggunaan polimer Eudragit L100-55 dengan PEG 400
sebagai plasticizer dan asam oleat sebagai peningkat penetrasi. Patch memiliki
nilai tensile strength 0,175±0,00 kg/mm
2
, persen perpanjangan 1073,94±9,05%,
kadar lembab 4,75±0,54%, kadar kafein pada sediaan 98,43±4,08 %. Hasil uji
pelepasan selama 24 jam menunjukkan pelepasan kafein sebesar 91,32±5,21 %.
Uji in vitro difusi kafein menggunakan lepasan kulit ular menunjukkan hasil
yang sangat kecil, sedangkan studi di tikus menunjukkan pelepasan kafein yang
lebih besar dibandingkan hasil in vitro. Aplikasi sediaan kafein (patch dan gel)
setiap 24 jam selama 21 hari memberikan konsentrasi kafein di plasma dari
aplikasi patch jauh lebih kecil dibandingkan dengan aplikasi gel. Hasil
histopatologi menunjukkan penurunan tebal jaringan adiposa dibandingkan
dengan kontrol dari aplikasi patch dan gel kafein adalah sebesar 50,92±10,82 %
dan 61,06±3,42 % (p<0,05). Penggunaan patch kafein memberikan efek
penurunan tebal lapisan lemak yang baik tetapi dengan konsentrasi kafein dalam
plasma yang jauh lebih kecil dibandingkan gel. Hal ini akan memberikan
keuntungan resiko efek samping dari kafein yang lebih kecil dengan pengunaan
patch.
Perpustakaan Digital ITB