PLTU Nagan Raya merupakan pembangkit yang ada di Wilayah Aceh dengan
kapasitas operasi sebesar 2 x 110 MW. Peran PLTU Nagan Raya yang berada di
ujung barat Sumatera sangat penting dalam Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian
Utara. Pada saat ini, kondisi PLTU Nagan Raya mengalami derating sehingga
membutuhkan langkah perbaikan agar dapat kembali beroperasi optimal. Tujuan
dalam penelitian ini adalah melakukan analisis keekonomian terhadap program
perbaikan derating maupun forced outage dengan penerapan life cycle cost analysis
(LCCA).
Langkah penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data gangguan
pembangkit untuk dipetakan ke dalam diagram pareto loss output (PLO). Dari
diagram PLO, diketahui bahwa PLTU unit 2 memiliki tingkat gangguan yang lebih
besar dengan sumber gangguan yang dominan berupa kebocoran pipa boiler dan
terkikisnya refractory. Program perbaikan dikelompokkan menjadi tiga alternatif
untuk kemudian data jam gangguannya diolah dengan bantuan perangkat lunak
Reliasoft Weibull++ versi 6 dan simulasi Monte Carlo. Hasilnya akan dihitung
untuk mendapatkan nilai nett present value (NPV), tingkat cost / benefit vs risk serta
profil kinerja berupa equivalent availability factor (EAF), equivalent forced outage
rate (EFOR) dan nett capacity factor (NCF) dari masing-masing alternatif program
perbaikan.
Dari perhitungan didapatkan bahwa alternatif 3 (coating pipa boiler dan modifikasi
material refractory) menjadi pilihan yang lebih efektif. Alternatif 3 memiliki nilai
NPV tertinggi, tingkat cost / benefit vs risk dan cost of energy (CoE) yang paling
rendah. Dari sisi kinerja, alternatif 3 merupakan pilihan yang lebih baik dengan
nilai EAF sebesar 81,23 %, EFOR sebesar 20,89 % dan peningkatan rasio produksi
energi listrik dengan nilai NCF sebesar 78 %.