digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kulit merupakan lapisan tubuh terluar yang secara konstan terpapar oleh udara, radiasi matahari, maupun polusi lingkungan, yang mampu menginduksi pembentukan radikal bebas. Keberadaan radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya kerusakan kulit seperti kulit menjadi kasar, stimulasi pengeluaran sebum, pigmentasi serta kerutan pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan krim minyak dalam air (M/A) ekstrak metanol limbah kulit buah alpukat sebagai pemanfaatan limbah serta mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas. Limbah kulit alpukat didapat dari penjual jus di Jalan Pajajaran, Bandung. Simplisia kering limbah kulit buah alpukat dibagi menjadi dua, dan dimaserasi terpisah dengan pelarut metanol (1:5), sehingga didapatkan dua buah ekstrak kental (ekstrak L1 dan L2). Nilai IC50 peredaman 2,2-difenil-1- pikrihidralzil (DPPH) kulit buah alpukat Ekstrak L1 sebesar 0,28±0,03 ?g/mL, dan Ekstrak L2 sebesar 0,82±0,05 ?g/mL. Ekstrak L1 digunakan sebagai bahan baku pembuatan sediaan. Optimasi formula dilakukan dengan menggunakan ekstrak kulit buah alpukat, vaselin album, paraffinum liquidum, cetomacrogol 1000, setostearil alkohol, vitamin E, metil-propil paraben, propilen glikol dan akuadestilata. Evaluasi sediaan krim meliputi evaluasi organoleptik, mikroskopik, uji stabilita pada suhu ruang, uji stabilita pada suhu dipercepat, uji stabilita freeze thaw, uji aktivitas antioksidan dan uji iritasi akut dermal. Formulasi krim yang baik telah berhasil dibuat dengan ekstrak metanol limbah kulit buah alpukat 2%, vaselin album 5%, paraffinum liquidum 20%, cetomacrogol 1000 6%, setostearil alkohol 9%, vitamin E 0,05%, metil paraben 0,18%, propil paraben 0,02%, propilen glikol 10% dan aquades 47,75%. Krim yang didapat berwarna hijau kecoklatan dan berbau khas. Sediaan stabil pada uji di suhu ruang, suhu 40°C, dan freeze thaw. Aktivitas antioksidan krim ekstrak metanol limbah kulit alpukat sebesar 1,47±0,02 ?g/mL. Sediaan krim tidak bersifat iritan pada kulit. Karena terdapat perbedaan nilai IC50 peredaman DPPH ekstrak metanol kulit buah alpukat yang dimaserasi terpisah yaitu Ekstrak L1 dan Ekstrak L2, dilakukan evaluasi proses untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa proses pengeringan, penggilingan dan maserasi mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah alpukat.