Penggunaan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat dari as-ODN untuk terapi malaria bertujuan
untuk mencegah degradasi enzimatik dan meningkatkan efisiensi penghantaran ke target kerja. Untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan dan pengemasan sediaan, maka sediaan nanopartikel dibuat kering
dengan cara dilakukan proses liofilisasi. Dilakukan pula penambahan cryoprotectant yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya tekanan pada nanopartikel selama proses liofilisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mencari bahan cryoprotectant yang paling optimal untuk mempertahankan ukuran diameter nanopartikel
setelah dilakukan liofilisasi. Cryoprotectant yang dioptimasi terdiri dari manitol, laktosa, glukosa, fruktosa
dan dekstran dengan konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Cryoprotectant yang optimum dinilai dari
rasio perubahan ukuran partikel sebelum dan setelah liofilisasi, rasio yang paling baik adalah yang
mendekati 1. Bahan cryoprotectant yang optimum melindungi formula dari stress akibat freeze dry adalah
laktosa 15% dan glukosa 10% untuk formula nanopartikel kitosan serta glukosa 10% dan manitol 10%
untuk formula nanopartikel kitosan-poloksamer. Liofilisat nanopartikel kitosan memiliki ukuran partikel,
indeks polidispersitas, dan potensial zeta berturut-turut 115,97-246,83 nm, 0,209-0,457, dan +7,84 hingga
+26,00 mV. Sedangkan liofilisat nanopartikel kitosan-poloksamer memiliki ukuran partikel, indeks
polidispersitas, dan potensial zeta berturut-turut 161,5-212,7 nm, 0,335-0,451, dan +3,52 hingga +15,40
mV. Waktu rekonstitusi liofilisat nanopartikel kitosan dan nanopartikel kitosan-poloksamer berkisar
antara 71,5-832,5 detik. Analisis termal menunjukkan terdapat puncak baru pada liofilisat nanopartikel
yang ditambahkan cryoprotectant dibandingkan dengan liofilisat nanopartikel tanpa cryoprotectant. Hasil
pengamatan liofilisat dengan SEM menunjukkan adanya perbedaan morfologi liofilisat sebelum dan
setelah dilakukan penambahan cryoprotectant.
Perpustakaan Digital ITB