digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat dari as-ODN untuk terapi malaria bertujuan untuk mencegah degradasi enzimatik dan meningkatkan efisiensi penghantaran ke target kerja. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dan pengemasan sediaan, maka sediaan nanopartikel dibuat kering dengan cara dilakukan proses liofilisasi. Dilakukan pula penambahan cryoprotectant yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tekanan pada nanopartikel selama proses liofilisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari bahan cryoprotectant yang paling optimal untuk mempertahankan ukuran diameter nanopartikel setelah dilakukan liofilisasi. Cryoprotectant yang dioptimasi terdiri dari manitol, laktosa, glukosa, fruktosa dan dekstran dengan konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Cryoprotectant yang optimum dinilai dari rasio perubahan ukuran partikel sebelum dan setelah liofilisasi, rasio yang paling baik adalah yang mendekati 1. Bahan cryoprotectant yang optimum melindungi formula dari stress akibat freeze dry adalah laktosa 15% dan glukosa 10% untuk formula nanopartikel kitosan serta glukosa 10% dan manitol 10% untuk formula nanopartikel kitosan-poloksamer. Liofilisat nanopartikel kitosan memiliki ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan potensial zeta berturut-turut 115,97-246,83 nm, 0,209-0,457, dan +7,84 hingga +26,00 mV. Sedangkan liofilisat nanopartikel kitosan-poloksamer memiliki ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan potensial zeta berturut-turut 161,5-212,7 nm, 0,335-0,451, dan +3,52 hingga +15,40 mV. Waktu rekonstitusi liofilisat nanopartikel kitosan dan nanopartikel kitosan-poloksamer berkisar antara 71,5-832,5 detik. Analisis termal menunjukkan terdapat puncak baru pada liofilisat nanopartikel yang ditambahkan cryoprotectant dibandingkan dengan liofilisat nanopartikel tanpa cryoprotectant. Hasil pengamatan liofilisat dengan SEM menunjukkan adanya perbedaan morfologi liofilisat sebelum dan setelah dilakukan penambahan cryoprotectant.