Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi primer terbesar di Asia Tenggara
dan terbesar kelima di Asia Pasifik. Akan tetapi, peningkatan konsumsi energi primer ini
menimbulkan kecemasan pada masyarakat Indonesia. Hal ini dapat mengganggu
kelangsungan dan ketahanan energi nasional. Kondisi ini mendorong masyarakat Indonesia
untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT). EBT yang sudah digunakan adalah energi
matahari, energi angin, dan energi air. Angin dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
sebagai energi pengganti bahan bakar fosil. Kecepatan angin rata-rata di Indonesia relatif
rendah, yaitu sekitar 5,5 m/s. Semakin banyak turbin angin skala mikro yang dapat lebih cepat
berputar di kecepatan angin rendah menyebabkan energi angin yang termanfaatkan di
Indonesia menjadi semakin banyak. Oleh karena itu, dilakukan perancangan, pembuatan, dan
pengujian turbin angin sumbu horizontal dengan enam sudu berdiameter 1 meter.
Rotor pada turbin angin ini dirancang agar dapat berputar pada kecepatan angin yang
rendah serta dapat menghasilkan koefisien kinerja yang optimum pada kecepatan angin rendah
sampai menengah. Pada saat pengujian, yang diuji tidak hanya rotor turbin angin saja, tapi
bersamaan dengan generatornya.
Dari hasil pengujian, daya maksimal yang didapat sebesar 62,05 W, berbeda jauh
dengan hasil rancangan, yaitu 236,72 W. Turbin angin ini memiliki koefisien daya
(perbandingan antara daya listrik yang dihasilkan dengan daya angin yang diterima)
sekitar 0,05. Nilai start-up speed dari turbin angin ini adalah 2,9 m/s, cut-in speed 9 m/s, dan cut-out
speed 13,5 m/s.
Perpustakaan Digital ITB