digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bagus Putra Panuntun
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Bagus Putra Panuntun
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Perancangan desain stasiun commuter line Tangerang mencakup bidang kajian transportasi. Desain aspek transportasi mencakup kebutuhan parkir stasiun, perancangan tebal parkir, dan perancangan jalan rel. Desain yang dilakukan memperhatikan data-data sekunder parkir dari stasiun yang identik sebagai acuan dalam menentukan porsi kebutuhan parkir antara mobil dengan motor. Kemudian, membutuhkan data okupansi kendaraan di wilayah sekitar lokasi area pembangunan untuk mengetahui besaran bangkitan kendaraan yang akan terjadi. Lalu juga dibutuhkan data spesifikasi kereta yang sesuai untuk mengetahui besar kapasitas penumpang maksimal dan untuk menentukan tipe jalan rel yang akan dibangun. Literatur yang digunakan berpusat pada pedoman-pedoman perancangan teknis parkir, pedoman perancangan teknis jalan rel, dan pedoman perkerasan jalan. Dalam hal perkerasan parkir, digunakan dua metode yaitu metode analisis komponen dan metode AASHTO 1993 untuk mengetahui tebal lapisan yang diperlukan berdasarkan jumlah bangkitan parkir yang terjadi. Sistem perkerasan dengan metode analisis komponen menghasilkan kebutuhan lapisan permukaan setebal 7,5 cm dengan bahan Hot Rolled Asphalt, lapisan pondasi setebal 20 cm dengan bahan Laston Atas, dan lapisan pondasi bawah setebal 12,5 cm dengan bahan tanah kepasiran. Melalui metode AASHTO 1993, didapatkan kebutuhan lapisan permukaan setebal 12,7 cm dengan bahan Beton Aspal, lapisan pondasi setebal 3,81 cm dengan bahan granular, dan lapisan pondasi bawah setebal 50,8 cm dengan bahan granular. Sistem perkerasan jalan rel mengakomodasi kereta dengan kecepatan maksimal 100 km/jam menggunakan tipe kelas jalan no III. Lintasan sepanjang 320 meter membutuhkan total 104 segmen rel bertipe R54 dengan masing-masing segmen sepanjang 25 meter. Bantalan rel yang dipilih adalah bantalan beton pratekan sebanyak 2.136 unit. Jenis penambat yang digunakan adalah penambat elastik ganda bertipe Pandrol E-Clip produksi PT Pindad sebanyak 8.544 unit.