digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andre Ade Fabian
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB


BAB 1 Andre Ade Fabian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Andre Ade Fabian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Andre Ade Fabian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Andre Ade Fabian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan


Isu kebencanaan saat ini, khususnya gunung meletus, menjadi perhatian lebih oleh pemerintah maupun masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerugian yang cukup signifikan di berbagai sektor. Gunung Kelud, Merapi, dan Sinabung merupakan beberapa gunung yang menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini. Gunung Kelud meletus secara eksplosif pada Februari 2014, Merapi meletus pada tahun 2010 dan 2018, dan Sinabung yang sejak 2010 sampai saat ini terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi. Dalam penelitian ini, dilakukan suatu penilaian terhadap karakteristik termal kawah Kelud, Merapi, dan Sinabung selama terjadi erupsi. Suhu permukaan diperoleh dari hasil pengolahan citra Thermal Infrared dan Visible-Near Infrared ASTER, kemudian dikonversi menjadi suhu kinetik dengan menggunakan model regresi dari data pengukuran lapangan dengan data pengolahan citra pada kawah Papandayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara waktu kejadian erupsi dengan perubahan anomali termal. Merapi dan Sinabung menunjukkan perubahan termal yang signifikan tinggi dibandingkan dengan saat kondisi normal. Untuk Kelud tidak begitu merepresentasikan suatu kondisi hubungan linier antara kejadian waktu erupsi dengan perubahan nilai termal dikarenakan keterbatasan data citra yang tersedia.