digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nur Salam Al Amin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Konstanta Hubble mengukur laju pengembangan alam semesta saat ini. Selain itu nilainya diperlukan dalam penentuan besaran-besaran lain yang penting dalam kosmologi. Oleh karena itu penentuan konstanta Hubble menjadi isu penting dalam astronomi. Kendala utama dalam menentukan nilai konstanta Hubble adalah perhitungan jarak yang harus presisi. Secara umum metode penentuan konstanta Hubble dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu metode distance ladder pada redshift rendah (skala lokal) dan pengamatan kosmologis pada redshift tinggi (skala global). Sejak tahun 2003 terjadi tension (ketidakcocokan) antara hasil pengamatan lokal dan global, yang belum terpecahkan hingga saat ini. Bahkan hasil penentuan lokal yang diwakili oleh SN Ia (Riess, 2019) berada dalam 4,4???? ketidakcocokan dengan penentuan global yang diwakili oleh Planck 2018 (Planck Collaboration, 2018). Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan penentuan konstanta Hubble dengan metode global menggunakan data Baryon Acoustic Oscillations (BAO). BAO adalah peristiwa osilasi harmonik fluida foton-baryon di dalam potensial dark matter sebelum era dekopling. Perturbasi dalam fluida foton-baryon tersebut menjalar keluar dengan kecepatan suara. Setelah era dekopling foton akan terdekopel dari proton dan elektron dan menjalar bebas (free streaming), sedangkan baryon akan tertinggal dan tertumpuk pada radius yang disebut sebagai drag radius, yang tidak lain merupakan radius horizon suara (~150 Mpc). Dalam Tugas Akhir ini dilakukan penentuan konstanta Hubble dengan menggunakan metode MCMC pada paket program CosmoMC. Data BAO yang digunakan berupa data tersier dari proyek-proyek survei alam semesta, yaitu SDSS, WiggleZ, 6dfGS, dan DR14Lyman. Selain data BAO, digunakan data CMB-TT (Temperatur-Temperatur) Planck 2018 sebagai pembanding maupun untuk memperketat kendala (konstrain) penentuan parameter-parameter kosmologis. Prior didefinisikan mengikuti model standar ?????????????. Secara umum hasil penentuan konstanta Hubble data BAO konsisten dengan hasil dengan CMB.