digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masih kecilnya pemanfaatan sumber daya alam (gas) untuk pembangunan wilayah KIT (Kawasan Indonesia Timur), salah satunya dikarenakan alokasi sumber daya tersebut masih berorientasi pada pemenuhan ekspor. Peningkatan alokasi sumber daya alam (gas) untuk kebutuhan domestik diharapkan mampu mendorong peningkatan perekonomian di wilayah KIT baik di sektor pengadaan listrik, gas serta untuk industri lainnya dimana gas menjadi bahan baku seperti Industri Pupuk, serta Petrokimia. Peningkatan perekonomian ini nantinya tercermin dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) secara umum dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah KIT secara khusus. Berbeda dengan Input-Output, penerapan metode Social Accounting Matrix (SAM) bisa digunakan untuk memberikan gambaran perekonomian secara lengkap karena mencakup semua aspek transaksi di suatu wilayah, mulai dari transaksi input-output itu sendiri, hingga transaksi sosial sebagai penyeimbang, dalam hal ini Indonesia dan wilayah KIT sebagai bagiannya. Karena keterbatasan data pada transaksi wilayah KIT, maka dilakukan pendekatan melalui rasio PDRB terhadap PDB. Koefisien pengganda yang diperoleh melalui metoda SAM ini berupa matriks yang saling berhubungan/square matrix. Dengan adanya gangguan/shock dari pengembangan industri berbasis gas ini, terjadi peningkatan pada PDRB dan PDB. Rasio antara peningkatan PDRB dan PDB memiliki nilai yang sama dengan rasio akumulasi PDRB dari sektor gas wilayah KIT terhadap PDB sektor gas nasional sebesar 3,32%.