digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan konservasi di Indonesia seperti Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) saat ini sedang terancam dengan keberadaan spesies invasif. Namun, informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan invasif hingga saat ini masih terbatas, oleh karenanya inventarisasi tumbuhan invasif diperlukan sebagai data penting untuk pengelolaan kawasan konservasi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2019 di Jalur Cikaniki-Citalahab (hutan alami sebagai reference area, hutan ekowisata, kawasan perkemahan, dan kebun teh). Plot bertingkat (nested plot) berukuran 20×20 m diletakkan secara acak untuk mendata tumbuhan dengan dengan bentuk hidup pohon (DBH?20cm) dan tiang (20>DBH>10cm). Subplot 10×10 m digunakan untuk mendata pancang (DBH<10cm, tinggi >1,5m) dan perdu. Subplot 5×5 m untuk mendata semai (D<10cm, tinggi<1,5m) dan herba. Pengelompokan tumbuhan invasif dilakukan berdasarkan database tumbuhan invasif dari GISD, ISC CABI, PIER dan A Global Compendium of Weeds. Sebanyak 118 spesies tumbuhan (57 famili) ditemukan di sepanjang jalur ini. Namun 25 spesies (12 famili) dikelompokkan sebagai spesies invasif, termasuk beberapa spesies lokal dari kawasan Asia tropis seperti Acmella uliginosa, Imperata cylindrica, Kyllinga brevifolia dan Lindernia crustaceae. Tapak penelitian kebun teh memiliki jumlah spesies invasif tertinggi (56%) kemudian kawasan perkemahan (21%), hutan ekowisata dan (3%), dan hutan alami (3%). Spesies invasif paling banyak ditemukan dalam bentuk hidup herba (68%), kemudian perdu (20%), dan pohon (12%). Beberapa tumbuhan invasif ini perlu diperhatikan dengan baik karena telah mendominasi komunitas tumbuhan di TNGHS, seperti Maesopsis eminii (pohon, INP=36,18%), Brugmansia suaveolens (perdu, INP=57,98%), Calliandra calothyrsus (perdu, INP=86,59%), Austroeupatorium inulifolium (perdu, INP=34,97%), Clidemia hirta (herba, INP=14,83%), dan Ageratum conyzoides (herba, INP=48,6%). Oleh karenanya diperlukan pengelolaan spesies invasif di kawasan ini untuk mengurangi resiko penurunan keanekaragaman hayati lokal di kawasan TNGHS.