Bandung merupakan salah satu kota bersejarah di Indonesia yang terlibat dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Namun di kota ini fasilitas edukasi perjuangan kepahlawanan masih kurang
terlihat. Adapun museum pahlawan Jawa Barat yang ada saat ini masih kurang representatif.
Kurangnya perawatan museum yang ada di Bandung dan minimnya kebaruan dalam desain yang
mencerminkan ciri khas museum, membuat masyarakat enggan mengunjungi museum. Banyaknya
pahlawan dari Jawa Barat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, sudah selayaknya diapresiasi
dengan dibangunnya sebuah fasilitas khusus sebagai tempat bertutur kepahlawanan dari Jawa Barat.
Dengan merespon segala isu dan constraint utama pada tipologi museum dan tapak, maka terpilihlah
desain yang mengangkat konsep ‘Light as Memento’.
Kata memento mewakili bangunan museum yang bertindak sebagai objek sentimental pengingat
perjuangan pahlawan Jawa Barat di masa lampau. Kata memento juga berarti suasana perjuangan
pahlawan harus tergambar dalam segala aspek bangunan. Suasana ini akan disusun menjadi suatu
sequence yang alur ceritanya di dalam bangunan akan dipandu oleh cahaya sebagai narator utama
dari cerita perjuangan. Sequence ini dimaksudkan untuk membuat pembelajaran sejarah menjadi
suatu pengalaman yang menggugah dan menyenangkan, sehingga menghasilkan immersive
experience dan pendidikan karakter pada setiap kunjungan ke museum.
Tapak museum terletak di Jalan Cikutra tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan dengan
asumsi klien Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemrakarsa, Koramil 1802 sebagai pemilik
lahan, dan Asosiasi Museum Indonesia Daerah Jawa Barat sebagai pengelola. Tapak museum ini
memiliki keunikan yakni banyaknya vegetasi alami dengan tajuk–tajuk yang rindang menghalangi
view ke dalam dan ke luar tapak, namun pada titik tertentu ada visual exposure yang sangat baik
dengan vista ke arah monumen menara Taman Makam Pahlawan. Selain itu, bentuk tapak dengan
kelengkungan non geometris membuat tapak berpotensi mewadahi permeabilitas dari berbagai sisi.
Bentuk tapak dan visual exposure tapak menjadi 2 hal terpenting yang mempengaruhi bentuk utama
massa bangunan.
Konsep “Light as Memento” diwujudkan dengan menyusun sequence cerita perjuangan dimulai
dari pintu masuk hingga ke 4 ruang ekshibisi dengan tema perjuangan berbeda di 3 ketinggian
berbeda (bawah tanah, sejajar dengan tahan, di atas tanah) dengan pencahayaan berbeda. Keempat
ruang ekshibisi beserta area publik akan di wadahi dalam 1 massa bangunan berbentuk lingkaran
dengan fitur teras. Ide bentuk melingkar dan berteras-teras diambil dari bentuk amphitheater
sebagai tempat menonton suatu pertunjukkan dari segala sisi. Ide ini diaplikasikan ke ruang ekshibisi
agar setiap ruang mendapat vista ke arah monumen Taman Makam Pahlawan dari ruang dalam. Dari
ruang luar, vista dipertahankan dengan memandu field of view pengunjung dengan 2 bidang
lengkung di tengah massa bangunan mengikuti axis ke arah monumen Taman Makam Pahlawan.
Kemudian 1 bidang lengkung di sisi Barat ditambahkan untuk mewadahi permeabilitas dari berbagai
sisi di depan tapak.