Penyu hijau adalah reptilia laut yang bertelur di daratan pantai tertentu sesuai
preferensinya, salah satunya di Suaka Margasatwa Sindangkerta, Jawa Barat. Suaka
Margasatwa Sindangkerta sebagai kawasan peneluran penyu hijau berjarak sangat dekat
dengan jalan raya dan permukiman. Kondisi tersebut meningkatkan iluminasi cahaya
artifisial dan kebisingan antropogenik terhadap area peneluran. Kisaran toleransi penyu
hijau terhadap iluminasi cahaya adalah 0–3 lux sementara tekanan suara sebesar 39 dB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi iluminasi cahaya dan tingkat kebisingan
antropogenik pada enam blok peneluran penyu hijau di Suaka Margasatwa Sindangkerta.
Iluminasi cahaya ditentukan dengan mengukur intensitas pada sumber cahaya yang
menghadap ke area peneluran. Tingkat kebisingan ditentukan dengan mengukur tekanan
suara di sempadan pantai dalam tujuh selang waktu pengukuran. Hasil penelitian
menunjukkan iluminasi cahaya tertinggi yang sampai ke area peneluran adalah 1,58 lux
dengan sinar berwarna putih dari lampu penerangan jalan raya. Kebisingan tertinggi yang
sampai ke area peneluran adalah 65,35 dB dengan peredaman sebesar -5,56 dB.
Berdasarkan nilai iluminasi cahaya, seluruh blok peneluran termasuk kategori sesuai
dengan kisaran toleransi penyu hijau. Berdasarkan tekanan suara, hanya satu blok dalam
kategori tidak bising dengan tekanan suara sebesar 36,86 dB dan peredaman sebesar 9,78
dB oleh vegetasi sempadan pantai dengan tebal mencapai 121 m.