digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mesin braiding konvensional merupakan alat di dalam industri tekstil yang umum digunakan untuk memproduksi tali prusik. Kata “braiding” memiliki arti kepang sehingga prinsip kerja mesin tersebut similar dengan proses kepang, dimana beberapa benang/tali bergerak mengikuti sebuah pattern untuk membentuk dan menghasilkan pola dan bentuk baru. Istilah konvensional merujuk pada konstruksi mesin braiding yang memanfaatkan carrier plastic tanpa tensioner pegas. Hasil produksi dari mesin braiding konvensional sangat bergantung pada kelancaran pergerakan carrier. Masalah pada pergerakan carrier mengakibatkan proses produksi tidak berjalan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, permasalahan tersebut dapat direduksi melalui analisis tumpukan toleransi pada bagian konstruksi sistem pergerakan carrier mesin brading konvensional. Proses analisis dimulai dengan megukur setiap komponen mesin braiding yang sudah ada menggunakan alat ukur manual hingga CMM (Coordinate Measuring Machine). Hasil pengukuran dimodelkan ulang menggunakan perangkat lunak SolidWorks. Model yang dihasilkan disebut “real product model”. Selanjutnya, komponen standar dijadikan acuan untuk membentuk “ideal model”. Model tersebut dianalisis keberfungsiannya untuk setiap fitur komponen yang mempengaruhi pergerakan carrier sehingga diperoleh jenis toleransi geometri untuk setiap fitur. Terjadi modifikasi untuk mengeliminasi kekurangan model sebelumnya. Hasil modifikasi disebut “new model“. Proses berikutnya, penentuan nilai toleransi dimensi dan geometri menggunakan pendekatan worst-case analysis. Hasil dari penelitian ini adalah analisis tumpukan toleransi dan gambar kerja hasil modifikasi dari konstruksi sistem pergerakan carrier mesin braiding konvensional.