digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Agung Fauzi Hanafi
PUBLIC Alice Diniarti

Laut adalah bagian bumi yang belum banyak dijelajahi oleh manusia. Di dalamnya terkandung sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup manusia di bumi ini. Wahana otomatis bawah air tak-berawak atau biasa disebut AUV (Autonomous Underwater Vehicle) merupakan salah satu jenis wahana yang dapat mewakili manusia dalam menjelajahi isi lautan. Luasnya wilayah lautan yang akan dijelajahi mendorong teknologi AUV untuk dapat menghemat konsumsi energi yang digunakan. Pada wahana seperti AUV, konsumsi energi paling besar adalah sistem penggerak wahana. Karena itu, banyak dikembangkan sistem penggerak yang lebih hemat salah satunya adalah buoyancy engine. Kini wahana yang menggunakan sistem penggerak buoyancy engine memiliki kelompok tersendiri yang disebut underwater glider atau biasa disebut sebagai glider. Untuk mengurangi konsumsi energi pada sistem penggerak AUV maka dirancanglah sebuah wahana yang menggabungkan kelincahan gerak meluncur dari AUV dan konsumsi energi yang lebih hemat dari glider sehingga disebut Hybrid AUV ITB. Dengan memanfaat komponen thruster dari AUV, wahana ini mampu melaju dengan lincah pada level kedalaman tertentu. Ditambah dengan adanya mekanisme buoyancy engine dari glider yang dimanfaatkan untuk melakukan penyelaman dengan konsumsi energi yang lebih kecil. Selain itu, dirancang pula sebuah mekanisme pemindah berat (moving mass) yang bertujuan untuk mengompensasi perpindahan titik pusat massa dan titik pusat gaya apung dari wahana. Dengan menambahkan sayap dan stabilizer, wahana dapat mengubah gaya apung yang bekerja pada wahana menjadi gerakan ke arah depan sehingga jarak yang ditempuh wahana ketika gliding semakin jauh. Dari penelitian yang telah dilakukan, wahana Hybrid AUV ITB mampu melakukan perubahan gaya apung total sebesar 1,49 kg. Dengan mempertahankan sudut pitch wahana sebesar 7°, wahana mampu mencapai sudut gliding paling kecil yaitu sebesar 17,43°. Semakin kecil sudut gliding yang dibentuk, jarak horizontal tempuh wahana ketika melakukan manuver gliding akan semakin jauh.