Penggunaan material bangunan pada industri konstruksi di Indonesia meningkat
dari tahun ke tahun. Dampak konstruksi bangunan ini cukup signifikan terhadap
kerusakan lingkungan terutama terkait dengan penggunaan energi. Penggunaan
energi dari konstruksi bangunan berbanding lurus dengan emisi karbon yang
dihasilkan. Salah satu kegiatan konstruksi bangunan yang banyak dilakukan adalah
pembangunan apartemen. Pembangunan apartemen di Indonesia diproyeksikan
akan didominasi oleh pembangunan apartemen kelas menengah dan murah. Jumlah
pembangunan apartemen kelas menengah dan murah yang semakin meningkat
mendorong peningkatan kebutuhan material bangunan, sehingga perlu dilakukan
efisiensi energi sebagai langkah antisipasi kerusakan lingkungan yang semakin
memburuk pada masa yang akan datang. Peran arsitek sangat penting dalam
melakukan antisipasi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pembangunan
apartemen sejak tahap perancangan.
Penelitian terkait penggunaan energi pada fase initial embodied energy dari suatu
pembangunan apartemen saat ini sudah mulai banyak dilakukan, namun penelitian
pada kasus pembangunan apartemen di Indonesia, khususnya apartemen kelas
menengah dan murah, belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi nilai embodied energy pada desain apartemen kelas menengah dan
murah di Indonesia. Pengukuran energi dibatasi pada intial embodied energy yang
termasuk ke dalam penggunaan energi pada tahap cradle to site. Pengukuran
embodied energy (EE) dilakukan secara kuantitaif dengan menghitung besaran
energi dan emisi yang dikeluarkan pada proyek konstruksi apartemen menengah
dan murah melalui analisis input-output (I-O). Metode ini dipilih ini karena
dianggap paling sensitif dan lengkap dalam mengukur energi dan emisi bangunan
pada tahap initial embodied energy untuk studi kasus di Indonesia. Simulasi
dilakukan pada 6 kasus apartemen yang terletak di 3 Kota besar di Indonesia
(Bandung, Jakarta dan Bekasi).
Penelitian ini menemukan bahwa salah satu upaya efisiensi energi pada bangunan
apartemen kelas menengah dan murah dapat dilakukan melalui desain bangunan.
Penentuan volume material, tinggi bangunan, pemilihan material, penggunaan
system modular pada ukuran ruang dan material hingga layout ruang dapat didasari
dengan perhitungan energi sehingga energi yang dibutuhkan pada lingkup initial
embodied energy dapat berkurang. Selain itu penelitian ini menggarisbawahi
pentingnya upaya untuk mereduksi limbah konstruksi, karena penelitian ini
menemukan dampak yang signifikan dari limbah konstruksi terhadap energi dan
emisi karbon. Hasil dari penelitian ini masih terbatas pada lingkup initial embodied
energi, sehingga hasil yang didapat belum besar dampak lingkungan dari
keseluruhan daur hidu. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk menguji
tingkat akurasi nilai embodied energy yang diperoleh maupun melengkapi data
pada lingkup daur hidup lainnya melalui perluasan lingkup penelitian, penambahan
jumlah studi kasus dan penggunaan metode analisis selain metode input-output.
Perpustakaan Digital ITB