Perpustakaan Digital ITB

Baterai sekunder htium-ion memiliki beberapa kelemahan terutama dari segi keamanan diakibatkan olch pcnggLmaan clcktrolit organik cair. Olch karcna itLL digwmkan mcmbran padat se bagai penggantl yang relatif lebil1 aman. Kitosan mempakan polimer alam yang melimpah dan memiliki konduktivitas ionik yang baik karena struknu11ya yang mengandtmg gugus hidroksi dan amina. Struktur kitosa n dimodiftkasi dengan penamballan sen)awa pengikat silang glutaraldehid dan garam litiWll perklorat. Per en isolasi kitosan diperoleh sebesa r 17.50°o dan derajat deasenlasi kitosan diperoleh sebcsar 66.55°o. Iv1assa molekul rata-rata \ ISkositas k1tosan dtperoleh sebesar 3,89 10- g moJ•1 Dengan penambahan glutaraldehid terbentuk ikatan silang yang dikonfmnasi melalui analisa FTIR dengan adan)a Ytbrasi gugLIS imina pada bilangan 1655 em•' dan menurunnya nilai derajat penggembw1gan. Kestabilan tennal dan derajat kristalinitas membran menwun setelah kitosan tennodifikasi baik setelah penambahan glutaraldehid maupun setelah penambahan garam litiLml. Peningkatan jumlah glutaraldehid sampai t0°o (>A t w) dalam membran dapat meningkatkan hantaran ionik sampai batas tertentu kemudian menwTm kembali. Hantaran ionik membran meningkat dengan meningkatnya jwnlah LiCIO dalam mernbran. Sifat hantaran ion membrane terbaik ) akni sebesar 5,327 10-S em•' dipcroleh pada komposisi 1 5° o LiCIO dan I0°o glutaraldehid Secara Lnnum. membran kitosan tem1odiflkasi memiliki kekuatan mc!..anik ) ang lebil1 rendah dibandingkan membran kitosan mumi. akan tetapi kekuatan me!..ani!.. membran dapat meningkat dengan adanya glutaraldehid maupw1 LiCJOdalam .rwnlah tertentu. dengan nilai maksimwn sebesar 36.39 MPa pada komposisi 15°o LiCIO dan 7° o glutaraldehid.