Gangguan tidur adalah salah satu gangguan klinis yang umum dan salah satu contoh gangguan tidur
yang paling sering dialami adalah insomnia. Selada sebagai salah satu tanaman yang mudah ditemui
di Indonesia mempunyai kegunaan tradisional menenangkan saraf dalam kontrol palpitasi dan tidur
dengan lebih baik di malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek hipnotik –sedatif
ekstrak etanol daun selada pada mencit. Mencit jantan galur Swiss Webster digunakan sebagai
hewan uji dan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok pembanding, kelompok
uji dengan ekstrak etanol daun selada dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, dan 300 mg/kg bb yang
diberikan secara oral. Pemberian sediaan dilakukan 1 kali pada setiap uji dan pengamatannya
dilakukan 1 jam setelah pemberian sediaan. Data diuji secara statistik menggunakan One-way
ANOVA diikuti uji Post Hoc LSD. Metode yang digunakan unutk uji hipnotik adalah metode induksi
tidur dengan ketamin dan metode untuk uji sedatif adalah metode uji rotarod. Parameter yang diuji
pada uji hipnotik adalah waktu latensi tidur, durasi tidur, dan efisiensi tidur. Sedangkan parameter
yang diuji untuk uji sedatif adalah durasi mencit bertahan dan frekuensi mencit jatuh dari alat
rotarod. Hasil penelitian uji hipnotik menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun selada tidak mampu
meningkatkan efisiensi tidur dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun hasil penelitian uji
sedatif menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun selada dosis 100 mg/kg bb mampu menurunkan
durasi mencit bertahan pada alat rotarod (55,25 ± 17,73 detik) dibandingkan dengan kelompok
kontrol (427,25 ± 74,02 detik), serta meningkatkan frekuensi jatuh dalam 180 detik (1,75 ± 0,50)
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak jatuh selama 180 detik. Dari data tersebut dilihat
bahwa ekstrak etanol daun selada 100 mg/kg bb memiliki aktivitas sedatif.