Permasalahan lingkungan erat kaitannya dengan perilaku manusia yang tidak
seimbang. Pendekatan dan perkembangan yang sudah dilakukan dalam membenahi
masalah lingkungan masih dianggap kurang memperhatikan aspek psikologis
manusia. Pentingnya sebuah edukasi lingkungan baik secara formal maupun
informal menjadi bagian penting untuk merubah cara pandang manusia terhadap
lingkungan. Upaya ini diharapkan menjadi cara efektif untuk membentuk gaya
hidup manusia agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya.
Lingkungan fisik dapat berperan dalam menanamkan edukasi lingkungan.
Arsitektur sebagai lingkungan fisik juga berperan untuk memberikan pembelajaran
sehingga memicu kesadaran manusia dalam berperilaku pro-lingkungan. Edukasi
lingkungan diterjemahkan melalui perancangan bangunan edukasi sebagai
instrumen pembelajaran. Pendidikan lingkungan pada tahap anak-anak merupakan
langkah yang tepat, khususnya pada fase pembentukan identitas dan penyampaian
opini, mengingat mereka adalah agen perubahan. Pendidikan ini diharapkan dapat
berkontribusi pada pembentukan perilaku pro-lingkungan dalam masyarakat luas.
Proposal tesis ini melakukan eksplorasi perancangan sekolah dasar yang dapat
memberikan pendidikan secara formal maupun informal melalui pedagogi arsitektur.
Rancangan mengintegrasikan edukasi lingkungan melalui arsitektur secara aktif dan
pasif. Rancangan yang mendukung proses pembentukan kesadaran dan perilaku
pro-lingkungan diwujudkan melalui hubungan antara lingkungan fisik, edukasi
lingkungan, dan perilaku siswa sebagai landasan pengembangan pola pikir siswa.
Perancangan sekolah dasar menggunakan 9 kriteria pedagogi arsitektur yaitu
pembelajaran transformatif, solusi inovatif, desain terinspirasi alam, latar aktif,
petunjuk yang jelas, tingkat stimulasi, komunitas, efisiensi progresif, dan
keterlibatan fisik sebagai dasar implementasi konfigurasi arsitektur. Implementasi
hasil penalaran kriteria-kriteria tersebut menghasilkan beberapa poin penting
rancangan sekolah pro-lingkungan. Pemahaman edukasi lingkungan dalam
arsitektur didukung dengan proses literasi visual siswa sebagai pengguna.
Rancangan diharapkan dapat memberi gambaran fasilitas sekolah yang secara fisik
memberikan edukasi lingkungan dan memicu perilaku pro-lingkungan di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB