digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan lingkungan erat kaitannya dengan perilaku manusia yang tidak seimbang. Pendekatan dan perkembangan yang sudah dilakukan dalam membenahi masalah lingkungan masih dianggap kurang memperhatikan aspek psikologis manusia. Pentingnya sebuah edukasi lingkungan baik secara formal maupun informal menjadi bagian penting untuk merubah cara pandang manusia terhadap lingkungan. Upaya ini diharapkan menjadi cara efektif untuk membentuk gaya hidup manusia agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya. Lingkungan fisik dapat berperan dalam menanamkan edukasi lingkungan. Arsitektur sebagai lingkungan fisik juga berperan untuk memberikan pembelajaran sehingga memicu kesadaran manusia dalam berperilaku pro-lingkungan. Edukasi lingkungan diterjemahkan melalui perancangan bangunan edukasi sebagai instrumen pembelajaran. Pendidikan lingkungan pada tahap anak-anak merupakan langkah yang tepat, khususnya pada fase pembentukan identitas dan penyampaian opini, mengingat mereka adalah agen perubahan. Pendidikan ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembentukan perilaku pro-lingkungan dalam masyarakat luas. Proposal tesis ini melakukan eksplorasi perancangan sekolah dasar yang dapat memberikan pendidikan secara formal maupun informal melalui pedagogi arsitektur. Rancangan mengintegrasikan edukasi lingkungan melalui arsitektur secara aktif dan pasif. Rancangan yang mendukung proses pembentukan kesadaran dan perilaku pro-lingkungan diwujudkan melalui hubungan antara lingkungan fisik, edukasi lingkungan, dan perilaku siswa sebagai landasan pengembangan pola pikir siswa. Perancangan sekolah dasar menggunakan 9 kriteria pedagogi arsitektur yaitu pembelajaran transformatif, solusi inovatif, desain terinspirasi alam, latar aktif, petunjuk yang jelas, tingkat stimulasi, komunitas, efisiensi progresif, dan keterlibatan fisik sebagai dasar implementasi konfigurasi arsitektur. Implementasi hasil penalaran kriteria-kriteria tersebut menghasilkan beberapa poin penting rancangan sekolah pro-lingkungan. Pemahaman edukasi lingkungan dalam arsitektur didukung dengan proses literasi visual siswa sebagai pengguna. Rancangan diharapkan dapat memberi gambaran fasilitas sekolah yang secara fisik memberikan edukasi lingkungan dan memicu perilaku pro-lingkungan di Indonesia.