Operasi produksi yang lebih baik, dalam aspek teknis maupun ekonomi, merupakan tujuan utama dari kegiatan optimisasi produksi, termasuk dalam pengaplikasian dan pemilihan metode pengangkatan buatan. Dikarenakan tidak ada pengangkatan buatan yang bersifat ‘satu-untuk-semua’, pemilihannya harus dianalisis secara menyeluruh berdasarkan kondisi sumur yang spesifik untuk mencapai kondisi yang paling optimum. Beberapa pengangkatan buatan memerlukan biaya yang tinggi dalam operasinya untuk menangani tantangan dan keterbatasannya tersendiri yang kemudian akan membatasi lingkup operasi produksi. Suatu solusi yang inovatif diperlukan untuk mengoptimisasi produksi dan mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah dengan penerapan kombinasi pengangkatan buatan, dimana dua pengangkatan buatan diaplikasikan bersamaan, yang kemudian disebut sebagai sistem kombinasi.
Meskipun perancangan sistem kombinasi lebih kompleks daripada sistem biasa, pendekatan analisis nodal masih dapat diterapkan untuk mencapai kondisi operasi yang paling optimum dari sistem kombinasi berdasarkan hasil perancangan sistem biasa. Sehingga, peningkatan operasi produksi dapat diraih.
Dalam studi ini, data diambil dari suatu Lapangan X yang terletak di darat yang diproduksikan menggunakan enam sumur aktif. Studi ini diajukan untuk mengevaluasi performa dari sistem kombinasi, baik ESP-GL maupun SRP-GL, dan membandingkan hasilnya dengan sistem ESP, Gas Lift, dan SRP biasa. Didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa kedua sistem kombinasi memiliki performa yang lebih baik dan menghasilkan NPV yang lebih tinggi daripada masing-masing sistem biasa. Seiring dengan peningkatan kemutakhiran teknologi, sistem kombinasi merupakan metode yang sangat inovatif dan baru untuk melanjutkan produksi dengan operasi yang lebih baik dan teroptimisasi. Selain potensinya yang baik, sistem kombinasi juga dapat ditinjau sebagai suatu langkah pengefisiensian energi karena gas suar dapat digunakan untuk mengoptimisasi produksi.