digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Maria Yohana Togimarito Harli
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan


Injeksi CO2. dengan tambahan LPG (Liquefied Petroleum Gas) dapat mengurangi nilai tekanan pencampuran terendah dan secara signifikan menaikkan perolehan hidrokarbon. Dikarenakan harga LPG yang relatif mahal, maka merupakan hal yang penting untuk mengevaluasi pengeluaran dan keuntungan proyek. Model biaya yang dibentuk dalam studi ini dapat digunakan untuk menghitung investasi dan biaya operasi pada proyek CO2-LPG. Hasil dari estimasi produksi selama 10 tahun didapatkan dengan analisa sensitivitas kecepatan injeksi dan komposisi LPG. Dengan estimasi produksi, biaya modal dan biaya operasi, evaluasi ekonomi dilakukan dengan PSC Cost Recovery dan PSC Gross Split untuk menentukan skenario yang paling menguntungkan. Studi ini menunjukkan bahwa pertambahan LPG menaikkan faktor perolehan namun belum tentu paling menguntungkan. Kenaikan RF terbesar didapatkan saat injeks 75 ton/d CO2 dengan 300 ton/d LPG yang menghasilkan peroleh sebesar 75.9%. RF yang paling signifikan terhadap gas CO2-LPG yang diinjeksi adalah saat 75 ton/d CO2 diinjeksikan dengan 100 ton/d LPG yang menhasilkan pertambahan RF sebesar 52.4%. Berdasarkan studi, kerugian finansial paling sedikit didapatkan ketika dilakukan injeksi CO2 100 ton/d dengan 57% campuran LPG dan ketika proyek ekonomi ditabulasikan dengan PSC Gross Split yang memberikan -$57,144,510 NPV kontraktor dengan 10% discount rate. Studi ini juga mencari kondisi reservoir (seperti Initial Oil in Place, permeabilitas reservoir, dan berat minyak) yang memberikan keuntungan pada proyek. Hasil yang paling menguntungkan adalah saat kondisi reservoir di kasus terbaik yaitu saat Initial Oil In Place, permeabilitas, dan berat minyak di nilai tertinggi. Skenario ini memberikan $18,257,130 NPV kontraktor and $9,798,290 NPV pemerintah dengan 10% discount rate Berdasarkan hasil desain eksperimen, parameter yang paling signifikan terhadap NPV kontraktor adalah pertama berat minyak lalu permeabilitas reservoir. Sementara itu, Initial Oil In Place tidak terlalu berpengaruh terhadap keuntungan proyek. Analisis sensitivitas terhadap parameter input ekonomi juga dilakukan dan menunjukkan bahwa produksi hidrokarbon adalah parameter yang paling sesnsitif di semua kasus jika proyek CO2-LPG hanya memproduksikan hidrokarbon dalam jumlah kecil. Parameter yang paling sensitif ke NPV kontraktor adalah produksi minyak, sedangkan NPV pemerintah didominasi oleh harga hidrokarbon Keunggulan model ekonomi baru ini adalah dapat digunakan oleh industri untuk menghitung perkiraan investasi sebuah proyek CO2-EOR dalam tahap studi pra-kelayakan secara praktis.