digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nita Sapitri
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

Antibiotik merupakan senyawa yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh suatu mikroorganisme patogen dalam tubuh manusia. Namun, kemampuan antibiotik tersebut akan terhambat oleh mekanisme resistensi pada mikroba yang semakin hari semakin meningkat. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka resistensi, salah satunya dengan menemukan antibiotik baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi metabolit sekunder dan menguji aktivitas antimikroba jamur endofit asal spons laut perairan Pulau Seribu, yaitu Aspergillus amstelodami. Aspergillus amstelodami difermentasi dengan metode statik selama 30 hari untuk memperoleh metabolit sekunder jamur tersebut. Hasil fermentasi berupa media dan miselium diekstraksi dengan pelarut etil asetat. Ekstrak media dan miselium dipantau menggunakan kromatografi lapis tipis analitik dengan fase gerak etil astetat : heksana (1:9). Aktivitas antimikroba kedua ekstrak ditentukan dengan metode difusi agar. Ekstrak media memiliki aktivitas antimikroba paling baik dengan diameter hambat 8 mm terhadap Escherichia coli, 10 mm terhadap Staphylococcus aureus, dan 7,8 mm terhadap Candida albicans. Ekstrak media difraksinasi dengan metode kromatografi kolom klasik sistem elusi gradien dengan kepolaran pelarut yang meningkat. Fraksi 27 memiliki aktivitas antimikroba paling baik dengan diameter hambat 21,5 mm terhadap Escherichia coli, 23,15 mm terhadap Staphylococcus aureus, dan 18 mm terhadap Candida albicans. Fraksi 27 didentifikasi menggunakan LC-MS dengan metode ionisasi Electrospray. Spektrum massa ESI-MS menunjukkan bahwa fraksi diprediksi mengandung senyawa patulin dan ochratoxin A yang memiliki aktivitas antimikroba, serta senyawa lain dengan bobot molekul 226 g/mol dan 285 g/mol. Dengan demikian, fraksi metabolit sekunder Aspergillus amstelodami berpotensi dikembangkan sebagai antimikroba.