ABSTRAK Sri Utami Ayuningrum
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Sri Utami Ayuningrum
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan industri akuakultur meningkatkan kebutuhan pakan ikan. Di sisi
lain, pembuatan pakan berbasis tepung ikan tinggi protein memiliki keterbatasan
bahan baku. Larva Hermetia illucens dapat dijadikan sumber protein alternatif
untuk pakan ikan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan larva H. illucens yang diberi
pakan limbah organik campuran jeroan ikan, ampas tahu, dan kulit pisang sebagai
sumber protein alternatif untuk pakan ikan. Potensi pemanfaatan larva H. illucens
ditentukan berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan larva, WRI, ECD, dan
analisis proksimat pupa H. illucens. Larva berumur 7 hari diberi pakan limbah
organik dengan 4 perlakuan, yaitu kontrol, pakan protein tinggi, sedang, dan
rendah (60 mg/larva/hari). Data dianalisis secara statistik menggunakan One-Way
ANOVA dan uji lanjut Post-Hoc Tukey (P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan pakan protein rendah menunjukkan larva dengan pertumbuhan
dan paling baik (laju pertumbuhan 3,47 mg/larva/hari; berat tubuh 65,69
mg/larva), perkembangan menuju fase prepupa tercepat (19 hari), serta reduksi
dan konversi pakan tertinggi (WRI 1,93; ECD 12,92%). Kandungan protein
tertinggi terdapat pada larva dengan perlakuan pakan protein sedang (50,35%),
kandungan karbohidrat tertinggi (27,59%) terdapat pada larva dengan perlakuan
pakan protein tinggi, dan kandungan lemak tertinggi (21,37%) terdapat pada larva
dengan perlakuan pakan protein rendah. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa larva H. illucens mampu mereduksi dan mengonversi pakan limbah
organik campuran jeroan ikan, ampas tahu, dan kulit pisang, serta berpotensi
untuk dijadikan sumber protein alternatif untuk pakan ikan.
Perpustakaan Digital ITB