BAB 1 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Ditrisa Taranadia
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Proyek yang dirancang merupakan tipologi bangunan hotel berupa eco-resort berkonsep glamour
camping (glamping). Kurangnya fasilitas akomodasi berupa hotel berbintang dibandingkan jumlah
wisatawan yang datang ke Puncak, Bogor, menjadi latar belakang dibangunnya resort ini. Selain itu,
dipilihnya proyek eco-resort bertujuan untuk tetap menjaga fungsi lahan sebagai kawasan resapan air
yang kerap diabaikan oleh pihak pembangun hotel dan villa di kawasan Puncak.
Proyek dibangun pada lahan seluas 49.500 m2 yang terdiri atas fungsi penerimaan, penginapan
sejumlah 20 unit hunian, rekreasi, restoran, dan servis yang saling terintegrasi serta memaksimalkan
potensi alam pada tapak khususnya hutan pinus. Penginapan terdiri dari 20 unit hunian yang memiliki
3 tipe berbeda, yaitu standard treehouse dengan 1 kamar tidur, deluxe treehouse dengan 1 kamar tidur
dan ruang santai, serta suite villa dengan 2 kamar tidur dan kolam renang privat.
Perancangan proyek ini didasari atas tiga isu utama, yaitu tranquility, lokalitas, dan konservasi
lahan, yang kemudian menjadi dasar digunakannya konsep glamping untuk menjawab isu tersebut.
Glamping mendorong pengunjung untuk menikmati suasana dan potensi alam tanpa mengabaikan
privasi dan pelayanan yang berkualitas. Selain itu, konsep glamping akan meminimalisir dampak
pembangunan terhadap lingkungan karena mempertahankan kondisi eksisting lingkungan semaksimal
mungkin. Pada resort ini, lokalitas akan ditonjolkan melalui penggunaan material setempat berupa
bambu dan kayu sebagai ornamen dan struktur bangunan, serta mengadaptasi konsep “panempatan”
arsitektur Sunda pada penataan bangunan dan tapak.
Perpustakaan Digital ITB