digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Angelia Bernadeta Sipayung
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 2 Angelia Bernadeta Sipayung
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 3 Angelia Bernadeta Sipayung
EMBARGO  2030-12-31 

BAB 4 Angelia Bernadeta Sipayung
EMBARGO  2030-12-31 

PUSTAKA Angelia Bernadeta Sipayung
EMBARGO  2030-12-31 

Bijih emas sulfida merupakan bijih yang termasuk dalam kategori refraktori atau bijih yang sulit diolah karena persen ekstraksi emas yang diperoleh dengan proses sianidasi langsung dibawah 80%. Bijih emas refraktori membutuhkan prapengolahan untuk dapat meningkatkan persen ekstraksi emas. Pra-pengolahan biooksidasi mulai dipertimbangkan karena lebih ramah lingkungan serta biaya operasionalnya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode alternatif lainnya seperti roasting atau oksidasi bertekanan. Pada penelitian ini, dilakukan proses biooksidasi bijih emas sulfida menggunakan bakteri pengoksidasi besi dan sulfur dengan metode biooksidasi kolom dan dalam skala yang lebih besar di PT J Resources Bolaang Mongondow untuk mengetahui keberhasilannya. Bijih yang digunakan adalah bijih emas sulfida PT J Resources Bolaang Mongondow. Percobaan ini diawali dengan preparasi sampel bijih yang meliputi peremukan (crushing), pengayakan hingga diperoleh dua fraksi ukuran yakni -12+6 mm dan -25+12 mm, homogenisasi serta sampling untuk keperluan karakterisasi awal bijih dan percobaan biooksidasi. Selanjutnya, dilakukan percobaan pembuatan kurva tumbuh bakteri untuk menentukan waktu optimum inkubasi bakteri. Tahap berikutnya adalah percobaan biooksidasi pendahuluan menggunakan 3 bakteri dan diikuti dengan sianidasi yang bertujuan untuk memilih dua bakteri untuk digunakan pada percobaan biooksidasi inti. Dilakukan pula percobaan sianidasi langsung untuk mengetahui pengaruh biooksidasi terhadap persen ekstraksi emas hasil sianidasi. Percobaan biooksidasi inti yang diikuti dengan sianidasi dilakukan pada variasi medium biooksidasi, kultur bakteri serta fraksi ukuran bijih untuk menentukan kondisi optimum proses biooksidasi. Di akhir percobaan, dilakukan analisis residu variasi terbaik proses biooksidasi yang meliputi analisis XRD dan FTIR. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dua bakteri terbaik hasil biooksidasi pendahuluan adalah Citrobacter freundii strain SKC-4 dan Alicyclobacillus ferrooxydans. Persen ekstraksi emas hasil sianidasi langsung adalah 21,78% dan rendahnya persen ekstraksi ini menunjukkan bahwa bijih emas bersifat refraktori. Proses biooksidasi dengan variasi terbaik dapat meningkatkan persen ekstraksi emas menjadi 28,99%, yakni biooksidasi dengan medium SKC-Broth modifikasi, bakteri mixed culture (campuran bakteri Citrobacter freundii strain SKC-4 dan Alicyclobacillus ferrooxydans dengan perbandingan 1:1) dan pada fraksi ukuran bijih -12+6 mm. Konsumsi sianida tertinggi diperoleh pada bijih yang disianidasi langsung. Melalui proses biooksidasi dengan variasi terbaik, konsumsi sianida dapat diturunkan dari 0,252 kg/ton menjadi 0,202 kg/ton.