PT MIYU JAYA PERKASA merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak
di bidang consumer goods terbesar di Indonesia. Memproduksi lebih dari 400 SKU produk,
yakni berupa makanan dan minuman bubuk bernutrisi, PT MIYU JAYA PERKASA
memiliki kendala di dalam mengefisienkan proses produksi. Hal ini terlihat dari nilai
Overall Equipment Effectiveness (OEE) perusahaan sebesar 73.3% yang masih di bawah
target yang ditetapkan maupun standar internasional. OEE menunjukkan adanya gap sebesar
26.7%. Hal ini menunjukkan pembengkakan biaya produksi yang masih dapat dioptimalkan
sehingga proses produksi dapat lebih efektif dan efisien untuk memenuhi order fulfillment.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Lean
Manufacturing dan Six Sigma, sebagai konsep utama yang saling melengkapi dalam
menganalisis akar masalah. Selanjutnya, bisnis isu dianalisis menggunakan Current Reality
Tree sehingga didapat bahwa akar masalah dari penelitian ini adalah PT MIYU JAYA
PERKASA belum menggunakan sistem penjadwalan otomatis untuk mengatur seluruh
produk yang akan di produksi. Hal ini membuat perusahaan harus melakukan changeover
yang sangat tinggi di setiap pergantian produksi. Changeover yang dilakukan ialah mencuci
mesin lini produksi setiap pergantian jenis produk dan set up mesin setiap pergantian
gramasi produk. Waktu yang terbuang akan mempengaruhi besarnya OEE dengan
mempengaruhi berkurangnya waktu operasi.
Optimasi dilakukan dengan menggunakan metode Genetic Algorithm, dengan
mengoptimalkan jadwal produksi untuk semua produk di seluruh lini produksi dan mengatur
kelompok gramasi produk di setiap lini produksi. Hasil optimasi menunjukkan dengan
menggunakan Genetic Algorithm, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi untuk cuci/
changeover sebesar 40.7%.
Penulis juga memberi rekomendasi lainnya, yakni melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
TPM serta mengkonsiderasi pergantian mesin packaging menjadi integrated system
sehingga diharapkan hal ini mampu lebih meningkatkan nilai OEE perusahaan, terlebih
adanya plan untuk mengubah system produksi menjadi fully robotic.