Eksopolisakarida (EPS) merupakan polimer yang terdiri dari rantai luru s dan bercabang, terdiri dari unit gula dan turunannya. Unit gula ini biasanya terdiri dari glukosa, galaktosa, mannosa, N-asetilglukosamin, N-asetil galaktosamin, ramnosa, dan fruktosa. EPS dapat dibedakan menjadi homopolisakarida (HoPS) dan heteropolisakarida (HePS). Polimer yang merupakan homopolisakarida yaitu dextran, inulin, levan , dan amilosa, sedangkan polimer heterosakarida yaitu pentosa, heksosa, gellan, dan xanthan. EPS sangat menarik tmtuk diteliti karena mempunyai sifat yang tidak toksik, larut dalam air, dan sangat arnan. EPS dimanfaatkan pada berbagai bidang industri, contohnya pada makanan digunakan untuk pembuatan keju, roti, dan susu; untuk farrnasi sebagai wabana penghantar obat; dan untuk bioindustri dimanfaatkan untuk wal1ana imobilisasi enzim. Organisme penghasil EPS antara lain dari tanaman yaitu lnula helemwn. chtcory root , Jerusalem arltchoke. dal1lia; dari jamur yaitu Aspergillus .\ydowi dan A.wergillus niger: dan dari bakteri mesofil antara lain Streptococcus mutuns dan Lactobacillus JOhn.somi, serta dari bakteri halofilik seperti Bacillus !tchenifornus dan Salinicoccus sp. Pada penelitian ini telah dilakukan penapisan stram bakteri halofilik baru penghasil EPS dari habitat halofil danau air asin Gili Meno Lombok, NTB, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penapisan bak"teri halofilik potensial penghasil EPS, identifikasi spesies bakteri halofilik potensial, karakterisasi biokimia inulosukrase, produksi inulin, dan aplikasinya untuk pembuatan nanopartikel untuk wahana imobilisasi protein. Hasil penelitian pada sam pel air asin Gili Meno diketahui memiliki pH 7,75, temperantr 26,5 °C, salinitas
4,4%, dan massa jenis I ,127 g/ml. Kandungan mineral yang terdapat dalam air danau Gili Meno terdiri dari 44% Na+, 2,2% Mg+, 0,7% K+, 2,83% Ca 2+, I 3% Mn2+, dan 2,7 % z+. Bakteri yang terkandun g dalam sampel air asin yang
diperoleh dari tiga lokasi sampling di area gili meno ditumbuhkan dalarn media LB
cair yang mengandung 10% NaCl. Bakteri yang tumbuh kemudi an disebar di media LB padat yang mengandung I 0% NaCl. Koloni tunggal dari tiga lokasi diuji potensi produksi eksopolisakaridanya di media padat yang mengandung sukrosa. Dari ketiga sampel diperoleh satu isolat yang paling potensial menghasilkan eksopolisakarida. Hasil penentuan eksopolisakarida dengan menggunakan FT1R dan NMR diperoleh bal1wa eksopolisakarida yang diproduksi oleh bakteri tersebut merupakan inulin . Spesies bakteri potensial di tentukan dengan metode analisis urutan 16s rDNA dan diperoleh bal1wa spesisnya adalal1 Salinivibno cosltcola GMO I. Bah1:eri ini mempakan strain bakteri bam penghasil EPS yaitu inulin yang belum pemah dipublikasikan sebelumnya. Bakteri ini juga mempakan bakteri halofilik moderat dengan pertumbuhan optimum pada konsentrasi NaCI 7% (w/v). lnulosukrase diproduksi oleh bakteri ini dengan cara menumbuhkan bak'teri selama
24 jam pada temperatur 37 oc dalam media LB cair yang mengandung 10% (w/v)
NaCI dan 20% (w/v) sukrosa. Berat molekul inulosukrase yang dihasilkan sekitar
50 kDa. Pada tahap berikutnya inu lin diproduksi dengan cara menumbuhkan
Sal mivihrio costicola GMO1 pada temperatur 37 oc selama 24 jam dalam media
cair yan g mengandung sukrosa 20% (w/v) dan NaCl l 0% (w/v). Inulin dipisal1kan
dari sel dengan cara sentrifugasi, supematan yang diperoleh diendapkan dengan etanol 95% dingin. Endapan yang diperoleh kemudian di cuci denga n dd.H20 dan dikeringkan dengan metode liofilisasi. Inulin yang diperoleh kemudian digunakan sebagai media imobilisasi dalam bentuk nanopartikel. Pada tahap ini inulin dilarutkan terlebih dahulu dalam ddH 20, kemudian ditan1bal1kan larutan protein selanjutya diaduk dengan laju pengadukan 500 rpm menggtmakan magnetic stirrer selama 19 jam . Protein yang diimobili sasi pada penelitian ini adalah lipase dan lisozim. Nanopartikel yang diperoleh kemudian ditentukan efisiensi imobilisasin ya dan dikarakterisasi menggunakan SEM dan PSA. Efisiensi imobilisasi lipase dan li sozim pada nanopruiikel inulin masing-masing adalah 81% dan 87%. Hasil SEM memperlihatkan bentuk nanopartikel yang relatif bulat untuk kedua kompleks inulin-lipase dan inulin-lisozim dengru1 distribusi ukuran partikel berdasarkan pengukuran PSA masing-masing antara 2 1 8,3-886.5 nm dru1 538.6-797,5 nm. Muatan permukaan nanoprutikel inulin-lipase dan inulin-lisozim masing-masing adalah +0,03 m V dru1 +0,13 m V. Sebaga i pembanding juga dibuat nanopartikel menggtmakan inulin kornersial (standar). Efisiensi imobilisasi yang diperoleh adalah 73% dan 87% untuk untuk masing-masing nanopartikel inulin-lipase dan inulin-lisozim . Bentuk nanopattikel yang diperoleh relatif bulat dengan distribusi ukuran 162,6-1642,8 nm dengan zeta potensial sebesar +0,36 m V untuk inulin stru1dar-lipase dan 691 ,9-1219,8 nm dengan zeta potensial +0,13 mY masing masing untuk inulin standar-lisozim. Aktivitas lipase sebelum dan setelal1 diimobilisasi adalah 0,36 uni t/mg dan 0,28 unit/mg. Hasil ini men yarankan bal1wa nanopartikel inulin cuk'ltp baik untuk digunakan sebagai wahana imobilisasi lipase karena masih dapat mempertal1ankan 80% akti vitasnya.
Perpustakaan Digital ITB