COVER EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA EkaTaufiq Firmansjah Purnama A
PUBLIC Alice Diniarti
Sensor gaya adalah bagian dari elemen penyusun sistem pengukuran gaya. Berkat
alat ini, gaya yang merupakan besaran mekanis dapat diukur secara elektronis.
Sayangnya, harga alat ini cukup mahal walaupun sebenarnya prinsip kerja dan
pembuatannya tidak terlalu rumit. Beberapa waktu lalu Lab Dinamika PAU-ITB telah
merancang, membuat dan menguji sebuah sensor gaya berkapasitas 4 kgf yang dibuat
dari bahan aluminium paduan. Namun karena beban-beban yang terjadi melebihi
kapasitasnya, sensor gaya ini rusak. Saat ini, laboratorium memerlukan alat pengukur
gaya sampai seratus 100 kgf untuk keperluan penelitian. Oleh karena itu perlu dirancang
sensor gaya baru yang memiliki kapasitas 100 kgf dan memiliki semacam pengaman saat
terjadi beban berlebih.
Prinsip kerja sensor gaya berkapasitas 100 kgf ini menyerupai sensor gaya
berkapasitas 4 kgf. Pada konstruksi ini, gaya aksial diarahkan sedemikian rupa pada
elemen regangan sehingga menghasilkan regangan lentur. Saat perancangan sensor gaya,
ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, pada sensor gaya tidak boleh terjadi
tegangan yang melebihi tegangan yield. Oleh karena itu ukuran sensor gaya baru dibuat
lebih besar dan bahannya diganti menjadi baja paduan. Kedua, regangan di mana strain
gage dilekatkan harus cukup besar agar gaya yang cukup kecil dapat terdeteksi. Penelitian
ini memanfaatkan program MSC Nastran untuk mengetahui tegangan dan regangan yang
terjadi pada elemen regangan.
Karakteristik sensor gaya diperoleh dari pengujian yang dilakukan dengan
memberikan beban statis pada sensor gaya. Sensor gaya yang dibuat mampu mengukur
sampai kapasitas yang direncanakan, yaitu 100 kgf, dengan ketidaklinieran maksimum
1,18 % terjadi pada pengujian setengah-jembatan dan histerisis maksimum 0,28 % terjadi
pada pengujian seperempat-jembatan.