digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek Konstruksi dengan sistem rancang bangun mulai kembali dipergunakan di Indonesia, khususnya untuk proyek-proyek infrastruktur milik negara. Penggunaan sistem rancang bangun untuk proyek konstruksi merupakan hal yang tidak umum digunakan di Indonesia, dan sering pihak pelaksana jasa konstruksi tidak siap dalam menerapkan sistem ini. Hal ini menyebabkan ketidakefisien dan ketidakefektifan selama proses perancangan dan pelaksanaan proyek konstruksi. Salah satu cara mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan analisis risiko. Analisis risiko secara umum terbagi dari sisi waktu, biaya, dan mutu. Pada penelitian kali ini, analisis risiko yang dilakukan dilihat dari sisi waktu penyelesaian suatu operasi dalam proyek konstruksi. Analisis risiko pada penelitian kali ini meliputi identifikasi faktor risiko high level, analisis kuantitatif, dan respon risiko. Objek penelitian yang diguanakan adalah proyek APMS (Automated People Mover System), yang merupakan bagian dari proyek pengembangan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Proyek APMS ini merupakan contoh yang baik untuk proyek design build dengan perencana PT.Indulexco dan pelaksana PT.Wika. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, wawancara, dan kuisioner. Penentuan faktor-faktor risiko menggunakan studi literatur dan kuisioner dengan narasumber. Data input yang diperlukan untuk melakukan analisis kuantitatif, serta respon risiko didapatkan melalui wawancara dan kuisioner dengan narasumber. Analisis kuantitatif dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan aplikasi RiskyProject Proffesional yang menggunakan simulasi monte carlo dan perhitungan manual menggunakan fungsi distribusi beta dan normal.