COVER R R Rahayu Putricana Azis
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 R R Rahayu Putricana Azis
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 R R Rahayu Putricana Azis
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 R R Rahayu Putricana Azis
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 R R Rahayu Putricana Azis
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 R R Rahayu Putricana Azis
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Korosi merupakan proses degradasi suatu logam atau paduan logam akibat reaksi dengan lingkungannya. Dalam bidang industri perminyakan dan gas bumi, digunakan pipa baja karbon sebagai pengalir minyak mentah atau fluida gas yang juga mengandung air, garam
– garam terlarut, gas CO2, H2S, dan asam – asam organik. Hal tersebut menyebabkan sifat agresif korosi terhadap permukaan bagian dalam pipa baja karbon. Pencegahan korosi pada bagian dalam pipa baja karbon ini paling efektif adalah dengan menambahkan inhibitor korosi. Bawang putih mengandung senyawa antioksidan yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi (green inhibitor). Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi terhadap senyawa – senyawa yang terkandung dalam bawang putih dengan cara maserasi menggunakan etanol 96% selama 4 hari. Hasil maserasi kemudian disaring dan dipekatkan pada tekanan rendah melalui proses penguapan berputar. Ekstrak pekat diekstraksi kembali menggunakan etil asetat. Kemudian fasa etil asetat diuapkan pada tekanan rendah sedangkan fasa air dikeringkan melalui proses kering beku sehingga diperoleh padatan ekstrak bawang putih. Hasil spektrum FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy pada kedua fasa memberikan puncak – puncak vibrasi yang menunjukan adanya heteroatom, yaitu puncak vibrasi gugus C=C (alkena) pada bilangan gelombang 1638 cm-1 (fasa etil asetat) dan 1631 cm-1 (fasa air), kemudian gugus S=O pada bilangan gelombang 1132 cm-1 (fasa etil asetat dan fasa air), dan gugus S – C pada bilangan gelombang 815 cm-1 (fasa etil asetat) dan 827 cm-1 (fasa air). Spektroskopi UV- Vis padatan hasil proses kering beku menunjukan puncak maksimal pada panjang gelombang 443 nm. Uji aktivitas antioksidan dengan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menunjukan bahwa ekstrak bawang putih yang diperoleh merupakan antioksidan lemah dengan nilai IC50 156,49. Uji kualitatif korosi dengan menggunakan paku menunjukan hasil positif bahwa ekstrak yang dimiliki memiliki daya inhibisi terhadap proses korosi. Pengukuran daya inhibisi korosi menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dengan variasi konsentrasi 10, 30, 50, 70, 100, dan 120 ppm, variasi konsentrasi lingkungan HCl 0,1 M, 0,5 M, dan 1 M, serta variasi suhu, yaitu 25 °C, 45
°C, 55 °C, dan 65 °C, menghasilkan persentase efisiensi inhibisi (EI%) tertinggi sebesar
47,10% dengan konsentrasi ekstrak 120 ppm pada lingkungan HCl 1 M dan suhu 45 °C. Untuk hasil pengukuran dengan metode ekstrapolasi Tafel menunjukan bahwa ekstrak bawang putih yang diperoleh merupakan inhibitor campuran.
Perpustakaan Digital ITB