COVER Annisa Auliya Aksa
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Annisa Auliya Aksa
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Annisa Auliya Aksa
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Annisa Auliya Aksa
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Annisa Auliya Aksa
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Annisa Auliya Aksa
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Resistensi Plasmodium sp. terhadap bahan aktif antimalaria merupakan salah satu masalah dalam upaya eradikasi penyakit menular tersebut. Resistensi terhadap hampir semua jenis obat antimalaria telah menyebar secara meluas. Artemisinin merupakan obat antimalaria yang dapat digunakan untuk melawan parasit yang resisten terhadap obat antimalaria konvensional lainnya. Artemisinin semi-sintetik menjadi sumber alternatif artemisinin dalam pengobatan malaria. Artemisinin hasil semi-sintesis diperoleh dari mikroorganisme hasil rekayasa genetik yang dapat memproduksi senyawa prekursor artemisinin, meniru jalur biosintesis alami artemsinin dari sumber alaminya, Artemisia annua. Saccharomyces cerevisiae telah memiliki setengah dari total enzim-enzim yang terlibat dalam jalur biosintesis artemisinin. Untuk melengkapi tahapan biosintesis artemisinin di dalam S. cerevisiae, beberapa gen pengode enzim-enzim kunci dalam biosintesis artemisinin perlu ditambahkan. Amorfadien sintase (EC 4.2.3.24) berperan dalam sintesis amorfa-4,11-dien (amorfadien), intermediet siklik pertama dalam biosintesis senyawa antimalaria artemisinin di dalam sumber alaminya, Artemisia annua. Kloning gen pengode amorfadien sintase (ADS) ke dalam Saccharomyces cerecisiae BY4741 dilakukan untuk menghasilkan galur ragi yang dapat memproduksi amorfadien. Dalam penelitian ini, gen sintesik pengode ADS
(berukuran ~1,6 kb), yang sudah dioptimasi agar sesuai dengan codon preference di dalam
ragi, dikloning ke dalam plasmid pBEVY-GU (~6 kb) sebagai vektor ekspresi dalam S.
cerevisiae BY4741. Kloning dilakukan dengan teknik DNA rekombinan. Plasmid rekombinan yang dihasilkan dikarakterisasi dengan analisis restriksi menggunakan
kombinasi enzim restriksi EcoRI, NheI, dan PstI. Pemotongan plasmid rekombinan dengan
ketiga enzim restriksi tersebut menghasilkan fragmen-fragmen dengan ukuran yang sama
dengan plasmid pBEVY-GU_ads (~7,6 kb). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kontruksi
pBEVY-GU_ads telah berhasil dilakukan. Plasmid pBEVY-GU_ads digunakan dalam
transformasi S. cerevisiae BY4741 dengan teknik elektroporasi. Konfirmasi adanya pBEVY- GU_ads dalam koloni transforman dilakukan dengan PCR koloni. Elektroforegram gel agarosa hasil PCR koloni menunjukkan fragmen berukuran ~1,6 kb, sesuai dengan ukuran fragmen gen ads. Dengan demikian, gen pengode ADS telah berhasil dikloning ke dalam S. cerevisiae BY4741. Namun, analisis SDS-PAGE ekstrak protein total dari ragi hasil transformasi belum menunjukkan terjadinya ekspresi gen tersebut.
Perpustakaan Digital ITB