digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rusdy Zulfan
PUBLIC Latifa Noor

COVER Rusdy Zulfan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Rusdy Zulfan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Rusdy Zulfan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Rusdy Zulfan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Rusdy Zulfan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Rusdy Zulfan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rusdy Zulfan
PUBLIC Latifa Noor

Reaksi katalitik yang melibatkan penggunaan molekul ruah, seperti konversi biomassa, membutuhkan katalis berpori dengan akses yang besar. Zeolit berpori hirarkis untuk katalis tersebut sangat dibutuhkan, namun ZSM-5 berpori hirarkis yang memiliki pori berukuran lebih dari 15 nm belum pernah dilaporkan sejauh ini. Beberapa tipe surfaktan telah digunakan untuk pengarah mesopori.Secara khusus, surfaktan kationik kuarterner telah lama digunakan sebagai pengarah mesopori pada zeolit.Dalam penelitian ini, peneliti telah mencoba kationik surfaktan kuarterner ruah yaitu Benzalkonium Chloride (Sanisol) 99% yang memiliki gugus hidrofilik berada diantara gugus hidrofobik sebagai senyawa pengarah mesopori untuk mensintesis ZSM-5 hirarkis. Zeolit mesopori disintesis dengan perlakuan hidrotermal dengan parameter awal yaitu H2O/Si = 20, Si/Al= 22,73, NaOH/Si = 0,45, TPA- Br/Si= 0,19 dan 10% surfaktan. Difraksi sinar-X mengungkapkan bahwa zeolit diperoleh setelah kristalisasi selama 24 jam, menunjukkan pola kerangka MFI.Foto SEM menunjukkan adanya multi lapisan berbentuk kubus dengan permukaannya yang kasar, menandakan perbedaan dengan ZSM-5 komersial. Hasil isotermal adsorpsi-desorpsi N2 produk hasil reaksi hidrotermal selama 72 jam pada suhu 150 menunjukkan isotermal tipe IV dan memiliki distribusi ukuran pori terkonsentrasi pada 18,7 nm. Surfaktan kationik benzalkonium kloridaterbukti dapat digunakan sebagai senyawa pengarah mesopori untuk mensintesis zeolit MFI berpori hirarkis.