digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada proses pemisahan, molecular weight cut-off(MWCO) merupakan parameter yang sangat penting dalam penentuan selektivitas membran. N ilai MWCO dapat ditentukan dengan metode rejeksi zat terlarut yang telah diketahui pasti massa molekulnya. Sampai saat ini dekstran masih dipakai se bagai senyawa standar dalam penentuan MWCO karena dapat diperoleh dalam be rbaga i massa molekul dan bersifat netral sehingga tidak berinteraksi dengan membran. Namun, dekstran memilik i keterbatasan yaitu harganya yang mahal. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini yaitu mencari senyawa standar lain sebagai altematif pengganti dekstran. Pada penelitian ini, membran poliviniliden fluorida/bentonit-3- aminopropiltrimetoksisilan (PVDF/BNT-APS) digunakan sebagai membran yang akan ditentukan nilai MWCO-nya. Dari berbagai jenis polimer, polietilen glikol (PEG) dipilih untuk diuji sebagai senyawa standar karena harga PEG lebih murah dibandingkan dekstran, mudah diperoleh dalam berbagai massa molekul serta memiliki bentuk molekul yang sama seperti dekstran. Membran PVDF/BNT-APS dibuat menggunakan teknik inversi fasa dan konsentrasi BNT-APS yang ditambahkan divariasikan hingga 1 % (b/b). Persen rejeksi (%R) membran PVDF/BNT-APS diukur menggunakan dekstran dengan massa molekul 10, 40, 70, 150 kDa dan PEG dengan massa molekul 4, l 0, 1 00 kDa. Metode reagen Dragendorff digunakru1 untuk analisis kuantitatif PEG karena metode tersebut tidak terbatas pada penggunaan konsentrasi PEG yang rendah. Hasil percobaan menunjukkan PEG dapat digunakan sebagai senyawa sta nd ar altematif untuk menentukan nilai MWCO membran. Hal ini ditandai dengan nilai %R yang sama untuk %R terhadap dekstran dan %R terhadap PEG dengan massa molekul I 0 kDa yaitu masing-masing sebesar 54,88% dan 54,97%. Selain itu, basil pen gukuran persen rejeksi menunjukkan peningkatan nila i seiring dengan bertambahnya konsentrasi BNT-APS. Nilai persen rejeksi tertinggi ditemukan pada membran PVDF dengan penambahan BNT-APS sebesar 1 % (b/b) yang menunjukkan bahwa penambahan BNT-APS menyebabkan nilai MWCO menjadi lebih kecil. Membran PVDF memiliki nilai MWCO sebesar 100 kDa sedangkan membran PVDF/BNT-APS memiliki nilai MWCO sebesar 92 kDa. Pengukuran karakterisasi membranlain yang dilakukan diantaranya fluks a ir, porositas, ukuran pori d an sudut kontak air. Hasil menunjukkan bahwa dengan penambahan BNT- APS menyebabkan fluks air menurun sebesar 17%, porositas membran menurun sebesar 21 % dan ukuran pori membran menurun sebesar 48%. Hasil tersebut sejalan dengan data persen rejeksi dan nilai MWCO membran PVDF/BNT-APS. Selain itu, peningkatan konsentrasi BNT-APS menghasilkan membran dengan nilai sudut kontak air yang lebih kecil. Nilai sudut kontak air terendah terdapat pada membran PVDF pada penambahan konsentrasi BNT-APS sebesar 1% (b/b) dengan nilai 65,3°. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan penambahan BNT­ APS maka sifat hidrofi lisitas membran meningkat. Dengan demikian, berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bah wa peneli tian yang dilakukan telah berhasil membuktikan penggunaan PEG sebagai senyawa standar alternatif yang sangat baik untuk menggantikan dekstran dalam pengukuran MWCO membran dan reagen Dragendorff dapat digunakan untuk analisis kuantitatif PEG. Pengukuran karakterisasi membran lainnya menunjuk.kan bahwa dengan penambahan BNT-APS pada membran PVDF maka didapatkan membran yang bersifat hidrofilik.