digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Severe acute respiratory syndrome (SARS) merupakan satu dari beberapa penyakit yang laju penyebarannya sangat tinggi dan memiliki periode infeksi yang relatif lama. Hal ini ditunjukkan dengan hampir lima puluh persen dari individu yang melakukan hubungan dengan penderita kemudian ditemukan juga terinfeksi SARS. Sedangkan periode infeksi yang relatif lama, mencapai 30 hari, dapat menyebabkan proses penyebaran menjadi semakin cepat setiap harinya. Sehingga diperlukan analisis yang baik untuk mekanisme pengambilan tindakan pada penyakit SARS. Menurut WHO, salah satu analisis yang baik untuk mekanisme pengambilan tindakan terhadap penyebaran penyakit adalah dengan menganalisis model matematika. Beberapa model matematika telah dibangun menggunakan sistem persamaan diferensial biasa berikut pengembangannya. Dalam penelitian ini, kombinasi dari model epidemi SEIR dengan cellular automata (CA) atau disebut dengan model SEIR-CA digunakan untuk menganalisis fenomena penyebaran penyakit SARS di Hong Kong pada tahun 2003. Fenomena ini dipilih karena sesuai dengan asumsi yang diberikan pada model, yaitu, memiliki periode inkubasi, dapat tersebar melalui hubungan langsung dan tidak langsung, serta belum dipengaruhi oleh parameter lain seperti tindakan pencegahan berupa pemberian vaksin. Kombinasi model epidemi SEIR dengan CA memungkinkan adanya penyebaran penyakit dari suatu wilayah ke wilayah lain melalui suatu hubungan tidak langsung yang digambarkan sebagai mekanisme transisi dalam sistem pertetanggaan CA. Pada penelitian ini diusulkan perbaikan parameter pengaruh pertetanggaan pada model yang muncul akibat perbedaan jumlah individu pada masing-masing wilayah. Hasil simulasi setelah perbaikan parameter pada model menunjukkan bahwa model SEIR-CA yang dibangun berjalan dengan baik untuk populasi dengan sebaran individu seragam maupun acak.Model SEIR-CA yang telah diperbaharui tersebut kemudian diuji dengan parameter yang diperoleh dari data penyebaran penyakit SARS di Hong Kong pada tahun 2003 dengan sebaran populasi yang dimunculkan secara acak. Hasil simulasi menunjukkan kemiripan pola grafik pertumbuhan individu terinfeksi dengan data sebenarnya. Tetapi terjadi perluasan pada grafik hasil simulasi yang dilakukan dari data sebenarnya. Selain uji model terhadap data penyebaran penyakit SARS di Hong Kong pada tahun 2003, dalam penelitian ini juga diusulkan pemberian mekanisme kendali pada model berupa vaksinasi. Pada penelitian ini, vaksin diberikan dengan rasio tetap setiap harinya dengan lama waktu yang berbeda-beda. Hasil simulasi menunjukkan bahwa, semakin lama periode vaksinasi semakin sedikit pula individu yang terinfeksi SARS. Selain itu, semakin cepat tindakan dilakukan dapat mencegah penyebaran penyakit SARS ke wilayah-wilayah lainnya