Permasalahan distribusi angklung serta berbagai variasinya lazim ditemui oleh
setiap tim paduan angklung dalam mempersiapkan penampilan. Penggunaan
metode distribusi seperti tonjur terkadang tidak memberikan solusi dari berbagai
macam masalah distribusi angklung. Masalah-masalah tersebut adalah seperti
masalah distribusi berbobot, yaitu masalah mendistribusikan angklung dengan
memperhatikan bobot maksimum setiap pemain terhadap aspek angklung tertentu,
dan masalah distribusi kritis, yaitu masalah mendistribusikan angklung ketika
banyaknya pemain yang tersedia kurang dari banyaknya minimum pemain yang
dibutuhkan untuk memainkan sebuah lagu. Masalah pertama diselesaikan dengan
membangun graf berbobot titik yang bersesuaian dengan lagu yang dimainkan
dengan setiap titiknya merepresentasikan angklung, bobot merepresentasikan
aspek angklung, dan sisi merepresentasikan kebentrokan. Selanjutnya, graf
tersebut diwarnai dengan menggunakan algoritma heuristik. Masalah kedua
diselesaikan dengan membentuk array yang bersesuaian dengan lagu yang
dimainkan dan mendefinisikan ulang arti kebentrokan. Dengan menerapkan
algoritma pewarnaan, lagu tersebut dapat dimainkan dengan pemain yang lebih
sedikit apabila memenuhi persyaratan tertentu.