COVER Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Yulias Ninik Windriyati
PUBLIC yana mulyana
Asam fenofibrat adalah metabolit aktif fenofibrat dan merupakan ligan peroxisome
proliferator activated receptor ?(PPAR ?) yang digunakan sebagai
antihiperlipidemia, penyakit jantung dan komplikasi diabetes. Fenofibrat termasuk ke
dalam daftar obat wajib dilakukan uji bioekivalensi karena absorpsinya bervariasi dan
eksipien serta proses pembuatannya diketahui sangat mempengaruhi ketersediaan
hayati, sedangkan asam fenofibrat belum termasuk ke dalam daftar tersebut karena
belum diketahui pengaruh eksipien serta proses pembuatannya terhadap absorpsi dan
ketersediaan hayati. Asam fenofibrat tidak larut dalam pH lambung namun larut
dalam pH usus dan termasuk kelas II dalam Sistem Klasifikasi Biofarmasetik,
sehingga dilakukan pendekatan untuk meningkatkan disolusi dan ketersediaan
hayatinya. Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh pembentukan
dispersi padat permukaan terhadap disolusi dan ketersediaan hayati asam fenofibrat
untuk mendapatkan profil tablet asam fenofibrat yang bioekivalen dengan inovator.
Dispersi padat permukaan asam fenofibrat dibuat dalam berbagai perbandingan
dengan eksipien yang mempunyai luas permukaan cukup besar dan lazim digunakan
dalam proses pembuatan tablet seperti microcrystalline cellulose, colloidal silicon
dioxide, crospovidone, croscarmellose sodium, dan sodium starch glycolate
menggunakan metode penguapan pelarut. Masing-masing sistem dispersi padat
permukaan diuji disolusi dalam medium dapar fosfat pH 6,8 dibandingkan dengan
campuran fisiknya dan asam fenofibrat murni. Sistem dispersi padat permukaan yang
optimal meningkatkan disolusi asam fenofibrat dianalisis karakteristiknya dengan
XRD, DTA, FTIR dan SEM, lalu dibandingkan dengan asam fenofibrat murni
maupun campuran fisiknya. Sistem dispersi padat permukaan tersebut dikempa
menjadi tablet dan dilakukan uji disolusi terbanding dalam berbagai medium
dilanjutkan uji ketersediaan hayati pada subjek laki-laki sehat kondisi puasa sesuai
protokol yang telah dikaji dan disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan.
Eksperimen menggunakan 2 sumber bahan baku asam fenofibrat yang berbeda
(Shijiazhuang dan BOC Sciences) menunjukkan bahwa dispersi padat permukaan
asam fenofibrat dengan croscarmellose sodium rasio 1:1 dapat meningkatkan disolusi
secara signifikan dibandingkan campuran fisiknya dengan nilai ED60 81,23% vs
61,74% untuk bahan baku dari Shijiazhuang, sedangkan untuk bahan baku dari BOC
Sciences 82,43% vs 67,70%. Karakterisasi dengan SEM menunjukkan adanya
perbedaan habit kristal antara kedua bahan baku namun proses rekristalisasi saat
pembentukan dispersi padat permukaan telah mengubahnya menjadi habit kristal
yang sama serta menempatkannya pada permukaan partikel croscarmellose sodium.
Foto SEM juga menunjukkan penurunan ukuran dan deaglomerasi partikel asam
fenofibrat setelah proses pembentukan dispersi padat permukaan. Analisis dengan
XRD, DTA dan FTIR menunjukkan bahwa kedua bahan baku merupakan polimorf
yang berbeda. Pada dispersi padat permukaan terjadi penurunan kristalinitas asam
fenofibrat dibandingkan asam fenofibrat murni karena keberadaan croscarmellose
sodium. Selama proses pembentukan dispersi padat permukaan tidak ada interaksi
kimia antara asam fenofibrat dan croscarmellose sodium serta tidak terjadi
transformasi polimorf pada bahan baku dari BOC Sciences, sedangkan pada bahan
baku dari Shijiazhuang terjadi transformasi polimorf. Sistem dispersi padat
permukaan dengan bahan baku dari BOC Sciences dibuat menjadi tablet.
Tablet dispersi padat permukaan asam fenofibrat memenuhi kriteria tablet yang
ditetapkan USP, dan disolusinya setara dengan inovator serta lebih baik dibandingkan
tablet konvensional yang dibuat dengan granulasi basah. Hasil uji ketersediaan hayati
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada semua parameter ketersediaan
hayati antara tablet dispersi padat permukaan, tablet konvensional maupun inovator.
Terdapat korelasi antara fraksi asam fenofibrat yang terdisolusi dengan fraksi yang
terabsorpsi hanya di awal waktu, namun tidak ada korelasi dengan jumlah total asam
fenofibrat yang terabsorpsi dari sediaan tabletnya. Ketersediaan hayati tablet dispersi
padat permukaan dan tablet konvensional bioekivalen dengan inovator. Pembentukan
dispersi padat permukaan dengan croscarmellose sodium dapat meningkatkan
disolusi asam fenofibrat hingga mencapai ED60 2 kali lipat, namun tidak berpengaruh
terhadap ketersediaan hayati pada kondisi puasa.