Perpustakaan Digital ITB

Latar belakang: Albendazol mempakan antihelmintik turunan benzimidazol yang banyak digunakan untuk pengobatan. Albendazol memiliki kelarutan yang rendah dan laju disolusi yang lambat. Jumlah obat yang dapat diabsorpsi dalam saluran cerna tergantung dari laju disolusinya- Dispersi obat dalam mesopori silika adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi suatu Obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan disolusi albendazol dengan mesopori silika berbasis SBA-15. Metode: Mesopori silika SBA-15 dibuat dengan menggunakan Pluronic 123 dan tetraetilortosilikat (TEOS). Kemudian albendazol dilamtkan dalam metanol atau metanol asam dan dicampurkan dalam mesopori dengan metode pengadukan atau penguapan pelarut. Karakterisasi dan evaluasi dari mesopori albendazol meliputi penentuan dengan spektrofotometri (Fourier Transform-lnfra Red), difraksi sinar X (Powder X-Ray Diffraction), scanning electron microscopy (SEM). Penentuan luas permukaan dan volume pori dilakukan dengan metode adsorpsi nitrogen. Penentuan disolusi albendazol dari mesopori dilakukan dalam media HCI 0, IN. Hasil: Konsentrasi maksimum albendazol yang terjerap dalam mesopori pada metode pengadukan adalah 28% dengan menggunakan pelarut metanol asam. Sedangkan pada metode penguapan pelarut semua albendazol dapat diperoleh sebagai campuran albendazol hasil rekristalisasi dan albendazol yang terdapat dalam mesopori SBA15. Hasil PXRD menunjukkan bahwa penjerapan albendazol pada SBA-15 mengurangi derajat kristalinitas dari albendazol, sedangkan hasil analisis dengan FTIR menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi kimia antara albendazol dengan mesopori SBA-15. Luas permukaan dan volume mesopori SBA-15 menurun setelah penjerapan albendazol. Laju disolusi albendazol dari mesopori meningkat 4,4 kali dibandingkan albendazol murni. Kesimpulan: Pembuatan dispersi albendazol dalam mesopori silika SBA-15 secara signifikan dapat meningkatkan laju disolusi albendazol.