2019_TS_PP_SHELLA_FEBYULI_ULYA_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC yana mulyana COVER Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Shella Febyuli Ulya
PUBLIC yana mulyana
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium.
Tingkat mortalitas manusia yang terinfeksi oleh malaria per tahunnya sangat besar
sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat. WHO merekomendasikan
penggunaan artemisinin-based combination therapies (ACTs) untuk pengobatan
malaria yang disebabkan oleh parasit P. falciparum baik penggunaan kombinasi
maupun tunggal. Salah satu turunan artemisinin yaitu artemether merupakan obat
anti malaria yang poten. Namun artemether memiliki beberapa kekurangan yaitu (i)
waktu paruh pendek, biasanya antara 3 sampai 5 jam; (ii) kelarutan dalam air yang
buruk, sehingga bioavailabilitas oral rendah (~ 40%); dan (iii) risiko degradasi
dalam kondisi asam. Oleh sebab itu, artemether sebagai anti malaria tidak cocok
diberikan secara oral. Salah satu cara untuk memperbaiki kekurangan tersebut
adalah dengan cara menggunakan teknologi sistem penghantaran obat Solid Lipid
nanoparticles (SLN). Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi parameter
fisik formula SLN artemether dan menguji aktivitas anti malaria secara in vitro dan
in vivo. Didapatkan empat formula SLN artemether (P9, P12, P14, P15) yang
memiliki karakterisasi ukuran partikel kurang dari 250 nm, penjerapan obat lebih
dari 80%, stabilitas fisik dan kimia yang stabil selama penyimpanan 14 hari pada
suhu ruang. Keempat formulasi di uji aktivitasnya secara in vitro menggunakan
kultur P. falciparum 3D7. Nilai IC50 formula P9 dan P12 adalah 3,67 nM dan 5,37
nM. Sedangkan nilai IC50 yang didapatkan pada suspensi artemether adalah 3,38
nM. Nilai IC50 artemether SLN hampir sama dari suspensi artemether
menunjukkan bahwa formulasi artemether SLN masih memiliki aktivitas anti
malaria yang baik dan artemether masih dapat dilepaskan dari sediaannya. Untuk
menguji keberhasilan formula artemether SLN yang diberikan secara oral, maka
aktivitas anti malaria artemether SLN diuji secara in vivo menggunakan P. berghei
ANKA yang menginfeksi mencit Swiss Webster betina usia 6-8 minggu, dengan
berat badan 25 –30 gram. Pengujian dilakukan menggunakan metode four-day
suppression yaitu pemberian larutan uji dengan dosis 10 mg/kg/hari selama 4 hari
berturut-turut, yang merupakan standar skrining obat anti malaria. Dari hasil uji in
vivo didapatkan persentase penghambatan pertumbuhan parasit malaria yang akan
dibandingkan antara empat grup uji, yaitu (i) artemether SLN (ii) suspensi
artemether (iii) blank SLN (iv) grup yang tidak diberikan perlakuan (kontrol).
Dibandingkan dengan kontrol, artemether SLN dan suspensi artemether memiliki
rata-rata chemosuppression 100% dan 12,26%. Dari uji in vivo dapat disimpulkan
bahwa untuk pemberian oral formula artemether SLN dapat meningkatkan efikasi
dibandingkan formula suspensi artemether.