digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TS_PP_1_YOHAN_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman

TOX textile adalah perusahaan tekstil di Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri sejak 1968 yang membuat kain dari bahan dasar poliester. Dyeing and Finishing adalah divisi yang memiliki tugas melakukan proses mengubah kain greige menjadi kain jadi. Dyeing and Finishing, memiliki masalah dengan keterlambatan produksi kain. Dyeing and Finishing departemen memiliki target ketepatan produksi kain 95%, tetapi pada tahun 2017 mereka tidak dapat mencapai target ini. Kapasitas produksi divisi ini lebih besar dari penjualan. Karakteristik proses di divisi Dyeing and Finishing yang bergantung pada banyak mesin dan memiliki rentan waktu sedikit. Hal ini dikarenakan banyaknya parameter dalam pembuatan kain dan merupakan tantangan dari divisi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan penyebab permasalahan dan mengusulkan perbaikan. Penggunaan Six Sigma menggunakan metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) diharapkan dapat meningkatkan dan mengoptimalkan proses yang ada. Metodologi ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk mengembangkannya. Setelah melewati tahap Define dan Measure, analisis dilakukan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diterapkan untuk setiap proses yang menyebabkan masalah. Berdasarkan FMEA, penggunaan penjadwalan manual dan tidak terstruktur merupakan kegagalan yang memiliki nilai resiko prioritas tertinggi. Dari hasil FMEA, untuk mengetahui penyebab lebih detail dari pada mode kegagalan penggunaan penjadwalan manual dan tidak terstruktur yaitu menggunakan diagram sebab dan akibat. Dari hasil yang diperoleh dalam tahap analisis, faktor yang menyababkan masalah adalah aliran komunikasi, pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia, strategi perencanaan, dan kurang mendukungnya sistem informasi. Berdasarkan masalah yang ada, perbaikan diusulkan untuk divisi Dyeing dan Finishing. Pertama, divisi Dyeing and Finishing perlu meningkatkan aliran komunikasi untuk mengurangi kesalahan selama distribusi informasi dan meningkatkan penanganan pesanan yang masuk. Selain itu, jumlah kesalahan dan ketidakefektifan dalam pekerjaan megharuskan divisi ini untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Memberikan pelatihan dan menggelar acara pengembangan tim kepada pekerja dan staf dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Penggunaan metode perencanaan yang digunakan menimbulkan banyak masalah dan kurang efektif dalam penggunaannya. Karena itu, perencana harus membuat strategi baru dengan membuat standar untuk penyelarasan mesin, membuat alat bantu perencanaan, dan kebutuhan untuk melakukan evaluasi. Terakhir adalah pembuatan sistem informasi yang mendukung pengambilan data dan memfasilitasi pemantauan proses yang terjadi.