digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan perumahan didefinisikan sebagai jumlah rumah layak yang dibutuhkan oleh keluarga baru dan keluarga yang memiliki keterbatasan keuangan, yang ditentukan dengan menjumlahkan kebutuhan perumahan akibat pertambahan penduduk pada tahun 2022 dan jumlah backlog perumahan pada tahun 2017 dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berdasarkan data sekunder. Adapun backlog perumahan merupakan penjumlahan antara kekurangan rumah dan jumlah rumah tidak layak huni pada tahun eksisting. Permintaan perumahan didefinisikan sebagai jumlah tabungan untuk membeli rumah dalam bentuk kepemilikan sebagai motif investasi yang dipengaruhi oleh karakteristik demografi, sosial, ekonomi, dan lingkungan perumahan yang diperoleh dengan menggunakan analisis estimasi dua tahap yaitu, formulasi harga hedonik perumahan dan formulasi tingkat permintaan perumahan menggunakan model persamaan regresi linear berganda. Adapun karakteristik demografi, sosial, ekonomi, dan lingkungan perumahan diperoleh melalui data primer berdasarkan kuesioner yang dilakukan pada beberapa respoden yang merupakan kepala keluarga dengan teknik multi stage random sampling yang dipilih dari rumah tangga di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kebutuhan dan tingkat permintaan perumahan di Kota Bandung, di mana hasilnya menunjukkan bahwa pada tahun 2022 kebutuhan rumah di Kota Bandung diperkirakan mencapai 241.706 unit dengan rata-rata laju pertumbuhan kebutuhan perumahan sebesar 13,52% per tahun. Sedangkan hasil tingkat permintaan perumahan merupakan fungsi dari estimasi harga hedonik perumahan P = 41,779 + 34,532 Jumlah kamar tidur + 7,064 luas tanah - 0,003 kepadatan + 3,797 jarak ke tempat bekerja - 88,203 dummy rawan genagan serta fungsi dari estimasi tingkat permintaan perumahan Ln Q = -2,031 + 1,144 ln pendapatan total - 0,019 ln usia KK + 0,037 ln ukuran KK + 0,073 ln lama tinggal - 0,047 dummy jenis kelamain KK + 0,087 dummy pendidikan KK - 0,181 dummy status perkawinan KK yang menunjukan bahwa tingkat permintaan perumahan adalah Rp 288.165 – Rp 534.479 untuk strata low cost, Rp 1.431.965 – Rp 5.276.208 untuk strata middle cost, dan Rp 2.939.476 – Rp 19.860.008 untuk strata high cost dengan elastisitas pendapatan total keluarga terhadap permintaan perumahan sebesar 1,144.