Tesis ini mengkaji potensi desain untuk edukasi cinta flora bagi anak usia
prasekolah dengan studi kasus di Kota Bandung, Indonesia. Urgensi penelitian ini
tampak pada keterbatasan interaksi anak generasi alfa dengan alam secara rutin
dan berkualitas sehingga dibutuhkan cara-cara baru untuk melatih kecerdasan
naturalis sejak dini. Demi mencapai tujuan tersebut pengambilan data dilakukan
dengan dua metode: (1) kualitatif jenis fenomenologi hermeneutic dengan
wawancara dan/atau observasi terhadap fenomena “biophilia pada anak usia
prasekolah” dan “mendesain dengan inspirasi dari alam” dan (2) studi kasus alat
permainan edukatif bertema flora. Dengan Interpretive Phenomenological
Analysis (IPA) tema dalam data dikelompokkan menjadi MoMaFES: Motivasi,
Material, Fantasi, Edukasi, dan Simbolik. Kelompok tema tersebut berlaku
sebagai dasar perumusan rekomendasi desain alat permainan edukatif, yaitu
supaya: (1) memberi makna dan identitas pada spesimen flora asli, (2) memberi
rasa pencapaian inkremental, (3) kesadaran bahwa pembandingan material alami
dan sintetis bagaikan apples v. oranges, (4) melatih pemaknaan stimulasi indra,
(5) berempati terhadap anak usia prasekolah, (6) memandang fantasi sebagai
affordance, (7) menggunakan spesimen flora asli, (8) peka terhadap budaya lokal,
(9) melibatkan peran pembimbing, dan (10) menggunakan simbol yang sesuai
kemampuan berpikir simbolik anak. Rekomendasi penelitian ini tidak
diperuntukkan sebagai tolak ukur kualitas produk, melainkan sebagai bahan
refleksi menuju desain yang tepat guna. Harapannya peneliti dan praktisi
selanjutnya mampu mengadaptasikan, menguji, mengerucutkan, atau
mengembangkan temuan riset ini sesuai tujuan masing-masing.