2019_TA_PP_MUHAMMAD_RANGGA_BRATA_SENA_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MUHAMMAD_RANGGA_BRATA_SENA_1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MUHAMMAD_RANGGA_BRATA_SENA_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MUHAMMAD_RANGGA_BRATA_SENA_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MUHAMMAD_RANGGA_BRATA_SENA_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MUHAMMAD_RANGGA_BRATA_SENA_1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Peristiwa korosi dan pembentukan terak merupakan masalah yang selalu dijumpai pada permukaan bagian dalam pipa pengalir tluida dalam berbagai industri. Akibat yang ditimbulkan oleh korosi antara lain terjadinya kebocoran pipa dan adanya penerakan dapat mengurangi laju alir fluida. Hal tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kerugian materil. Untuk mengatasi korosi dan penerakan pada permukaan bagian dalam pipa dilakukan dengan penambahan inhibitor korosi dan terak kedalam aliran fluida. Dalam perkembangannya, poliaspartat digunakan sebagai inhibitor korosi dan inhibitor terak karena kelarutannya yang besar dalam air. dapat terurru secara biologi, dan dapat menjadi senyawa sepit. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa polisuksinimida sebagai senyawa intermediet dan dilanjutkan reaksi kopolimerisasi antara polisuksinimida dengan L-asparagin untuk menghasilkan senyawa poli(aspartat-asparagin) (PASPA) untuk meningkatkan efisiensi inhibisi terhadap korosi dan penerakan dari poliaspartat. Karakterisasi senyawa PASPA dilakukan menggunakan spektroskopi Fourier Tran. form Infrared (FfiR) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Selanjutnya analisis efisiensi inhibisi korosi dilakukan dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Polarisasi Tafel. Weight loss measurement dan analisis efisiensi inhibisi terak dilakukan dengan metode kompleksometri menggunakan EDTA. Karakterisasi FfiR terhadap PASPA menunjukkan puncak khas pada kisaran 2800-3900
cm- 1 yang menandakan ikatan baru yaitu vibrasi N-1-1. Karakterisasi NMR menunjukkan
puncak di sek itar 2.64- 2_91 ppm dari proton metilen dan puncak di sekitar 3,61-3,92 ppm dari proton metin. Hasil karakterisasi meunjukkan bahwa senyawa PASPA telah berhasil disintesis. Analisis eftsiensi inhibisi korosi PASPA dalam l arutan NaCI 1% menunjukkan basil yang cukup efekti f pada suhu 45 °C sebesar 46,83% dan tergolong inhibitor campuran. Pengujian PASPA sebagai inhibitor terak menunjukkan eftsiensi yang sangat efektifpada konsentrasi 50 ppm yaitu lebih dari 99%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PASPA merupakan inhibitor yang cukup efektif mengurangi laju korosi pada baja karbon dalam lingkungan NaCI I % dan pembentukan kristal CaC03 (terak).
Perpustakaan Digital ITB