Kerugian yang diakibatkan oleh korosi membuat para ahli mengembangkan pembuatan inhibitor korosi berbahan dasar senyawa organik. Salah satu senyawa yang dapat digunakan adalah prolin, karena memiliki gugus asam karboksilat dan gugus amina pada cincin pirolidinnya. Untuk meningkatkan daya inhibisi korosi pada prolin dilakukan esterifikasi prolin dengan alkohol dan aktivator SOCl2 (tionil klorida). Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis beberapa ester prolin alifatik yang dapat digunakan untuk menentukan pengaruh panjang rantai terhadap daya inhibisi korosinya. Hasil sintesis berupa senyawa higroskopis untuk ester metil prolin, etil prolin, dan propil prolin, sedangkan ester butil prolin berwujud cairan. Pemurnian hasil sintesis dilakukan dengan kromatografi kolom dan menghasilkan rendemen sebesar 4% – 36%. Karakterisasi dilakukan dengan spektrometri infra merah (IR) dan resonansi magnet inti (RMI). Keempat senyawa hasil sintesis masih memiliki gugus NH sekunder sama halnya dengan senyawa prolin, namun memiliki puncak baru yang berbeda dengan senyawa prolin yaitu puncak serapan gugus ester yang spesifik yaitu pada bilangan gelombang 1743-1748 cm-1 dan 1242-1260 cm-1. Sementara itu, puncak absorbsi pada daerah 1600 cm-1 yang menandakan ulur C=O karboksilat berkurang intensitasnya. Hasil karakterisasi senyawa dengan spektrometri RMI menunjukkan puncak-puncak yang sesuai dengan struktur ester prolin alifatik. Oleh karena itu, berdasarkan karakterisasi dengan menggunakan spektrometri IR dapat disimpulkan bahwa senyawa yang terbentuk dari percobaan ini adalah ester prolin alifatik Hasil pengukuran dengan metode Tafel menghasilkan nilai inhibisi korosi sebesar 56,29%; 54,69%; 56,14%; dan 57,16% untuk ester metil prolin, etil prolin, propil prolin, dan butil prolin. Penelitian ini menunjukkan bahwa panjang rantai sistem alifatik tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap daya inhibisi korosi dari ester prolin.
Perpustakaan Digital ITB