Melamin merupakan suatu senyawa organik yang disintesis secara komersial dari urea dan diproduksi dalam jumlah besar, terutama digunakan dalam sintesis resin melamin-formaldehida untuk pembuatan laminasi, plastik, perekat, piring dan peralatan dapur lainnya. Melamin memiliki kadar nitrogen yang tinggi (66% massa). Oleh karena itu, melamin pernah ditambahkan ke dalam bahan baku pembuatan susu oleh produsen yang tidak bertanggung jawab untuk memberikan kesan kandungan protein yang tinggi. Melamin memiliki toksisitas akut oral yang rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi bersifat kronis karena dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau bahkan menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak. Melamin yang masuk ke dalam tubuh dapat berkombinasi dengan asam sianurat membentuk kristal melamin sianurat yang tidak larut di ginjal dan menyebabkan gagal ginjal. Beberapa teknik analisis telah diterapkan untuk mendeteksi melamin dalam produk susu, diantaranya dengan HPLC, SPE, UV, GC-MS dan LC-MS/MS. Namun, sebagian besar teknik ini tidak tersedia secara luas di laboratorium analisis biasa. Dibandingkan dengan metode yang telah disebutkan di atas, analisis dengan sensor elektrokimia memiliki keunggulan yaitu prosedur yang sederhana, waktu analisis yang cepat, sensitivitas tinggi, biaya rendah, dan mudah dibawa-bawa. Salah satu sensor yang kini cukup banyak menarik perhatian di bidang kimia yaitu sensor berbasis Molecularly Imprinted Polymer (MIP). Hal ini dikarenakan sensor berbasis MIP memiliki selektivitas yang baik terhadap molekul target, sensitivitas tinggi, stabilitas tinggi, biaya rendah, dan persiapan yang mudah. Pada penelitian ini, kami mengembangkan elektroda pasta karbon (EPK) yang dimodifikasi dengan Molecularly Imprinted Polymers (MIP) yang dibuat dari monomer asam glutamat untuk analisis melamin secara voltammetri. Permukaan elektroda pasta karbon dimodifikasi dengan MIP menggunakan teknik elektropolimerisasi karena lapisan MIP yang diharapkan dalam bentuk film lapis tipis. Dengan teknik ini ketebalan polimer dapat dikontrol dengan cara mengatur kondisi pada saat proses elektropolimerisasi. Larutan untuk pembuatan MIP terdiri dari campuran larutan asam glutamat 0,02 M dan larutan melamin 0,01 M dalam larutan buffer fosfat pH 7. MIP dibuat dengan teknik voltammetri siklik (6 siklik) pada rentang potensial -0,8 V – 2 V dan laju pindai sebesar 100 mV/s. Melamin bersifat non-elektroaktif sehingga pengukuran dilakukan dengan menggunakan larutan background K4Fe(CN)6 2 mM dalam
larutan NaCl 0,2 M. Selama proses elektropolimerisasi, melamin terperangkap dalam matriks polimer. Pelepasan melamin dari matriks polimer dilakukan dengan cara ekstraksi dengan larutan asetonitril-air (1:1) dengan pengadukan. Masing- masing pengadukan dilakukan selama 5 menit. Banyaknya pengadukan optimum yang diperlukan untuk melepaskan seluruh melamin dari matriks polimer adalah 3 kali pengadukan. Waktu kontak optimum yang diperlukan melamin untuk dapat masuk ke cetakan tempat sisi pengenal adalah 60 detik. Optimasi pH dilakukan pada larutan buffer pH 3, 5, dan 7. pH optimum larutan standar melamin diperoleh pada pH 7. Kurva kalibrasi memberikan daerah linear pada rentang konsentrasi
0,01 mM – 0,4 mM (R2 = 0,996) dengan limit deteksi 14,18 ?M. Uji kebolehulangan pengukuran dengan elektroda EPK/MIP menghasilkan %RSD sebesar 8,23% (n = 10). Analisis melamin dalam sampel susu belum dapat dilakukan dengan metode ini karena gangguan matriks dalam sampel belum dapat dihilangkan.
Perpustakaan Digital ITB