digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi tentang polianilina (PANI) sebagai katoda pada baterai sekunder PANI-Zn telah banyak dikembangkan. Meskipun demikian, masih belum ada penjelasan mengenai perbedaan asam pendoping yang digunakan terhadap faktor kinerja baterai. Kinerja dari baterai PANI/Zn telah diuji pada berbagai asam pendoping (HX) dan elektrolitnya (ZnX). Pengujian dilakukan melalui proses charge- discharge selama 60 siklus menggunakan arus sebesar 10 mA. Sintesis PANI dilakukan dengan metoda elektrodeposisi pada permukaan graphite sheet (GS), menggunakan voltase sebesar 0,7 V (Ag/AgCl (jenuh)) pada berbagai asam pendoping. Dalam penelitian ini, digunakan 3 jenis asam yaitu, HCl, HBr, dan HClO4. Film PANI-X dikaji potensi aplikasinya sebagai elektroda pada sistem baterai sekunder. Konfigurasi sistem baterai yang dibuat terdiri dari GS|PANI- X|ZnX(elektolit)|Zn. Berdasarkan hasil pengujian ditemukan bahwa baterai dengan elektroda PANI-Cl dan PANI-Br mempunyai kinerja yang lebih baik dengan specific capacity saat siklus pertama masing-masing yaitu 59,49 dan 49,30 mAh g- 1, dan pada saat siklus ke 60 yaitu 55,4 dan 37,4 mAh g-1. Disisi lain, baterai dengan elektroda PANI-ClO4 memiliki specific capacity awal 68,23 mAh g-1, namun pada siklus ke 60 kapasitas menurun drastis menjadi 10,2 mAh g-1. Analisis Raman pada elektroda PANI-X sebelum dan sesudah digunakan sebagai baterai dilakukan pada studi ini. Kenaikan intensitas pada daerah 1491 cm-1 mengindikasikan basa emeraldin yang disebabkan konsumsi proton oleh logam Zn selama proses charging. Pengukuran impedansi pada baterai PANI-HCl, PANI-HBr, dan PANI HClO4, menunjukan resistance solution (Rs) secara berurutan yaitu 1,38; 2,56; dan 3,03 ? dan resistance charge transfer (Rct) 2,24; 2,97; dan 7,71 ?. Hal ini disebabkan oleh jari-jari hidrasi dan ion yang cukup besar pada anion ClO4-, sehingga mobilitas ion menurun dan menimbulkan resistansi yang lebih besar dibandingkan anion lain