digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016_TA_PP_MUSTIKA_ELTRIK_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_MUSTIKA_ELTRIK_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_MUSTIKA_ELTRIK_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_MUSTIKA_ELTRIK_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_MUSTIKA_ELTRIK_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Koral mampu merekam kondisi parameter-parameter lingkungan dalam lapisan pertumbuhan. Salah satu parameter yang dapat terekam dalam lapisan pertumbuhan koral adalah variasi suhu permukaan laut (SPL). Perairan Barat Sumatera memiliki variasi SPL salah satunya dipengaruhi oleh sistem monsun dengan SPL maksimum mencapai ±31?C saat monsun timur laut dan SPL minimum ±27?C saat monsun barat daya. Adanya variasi SPL diduga akan mempengaruhi pertumbuhan linier koral. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung data lapisan pertumbuhan linier tahunan koral dan melihat hubungan variasi tahunan suhu permukaan laut (SPL) dengan pertumbuhan linier koral. Sampel koral didapatkan dari Geoteknologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) yang diambil dari tiga lokasi Perairan Simeulue yaitu SM 1, SM 2, dan SM 3 secara berturut-turut di kedalaman 3, 10, dan 10 m. Data SPL diperoleh dari satelit AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) beresolusi 4x4 km dari tahun 1989-2007. Kekuatan mosun dinyatakan dalam suatu nilai Webster Yang Index (WYI) pada Bulan Juni-Juli-Agustus dari tahun 1989-2007. Untuk memperoleh lapisan pertumbuhan linier tahunan koral digunakan software CoralXDS dengan input data adalah gambar digital hasil scan x-ray sampel koral. Digunakan regresi linier untuk memodelkan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan persamaan linier pada data. Dari analisis perlapisan pertumbuhan ketiga sampel koral didapatkan umur koral SM 1 adalah 10 tahun (1998-2007), SM 2 adalah 19 tahun (1989-2007), dan SM 3 adalah 15 tahun (1993-2007). Rata-rata laju pertumbuhan linier koral ketiga sampel adalah koral SM 1 (1,2 cm/tahun), SM 2 (0,75 cm/tahun), dan SM 3 (1,3 cm/tahun). Hasil koefisisen korelasi menunjukkan pertumbuhan linier tahunan koral cukup berhubungan dengan SPL tahunan (SM 1 r=-0,56, SM 2 r=-0,33 dan SM 3 r=-0,401). Suhu optimum untuk pertumbuhan linier koral di daerah kajian sekitar 29,1-30,5?C. Variasi SPL tahunan di daerah kajian cukup dipengaruhi adanya variasi kekuatan monsun khususnya di SM 2 ditunjukkan dengan korelasi tingkat menengah antara WYI dengan SPL (r=-0,31). Untuk hubungan SPL dengan Indian Ocean Dipole paling besar ditunjukkan di SM 3 di daerah Simeulue selatan dengan nilai korelasi r=-0,37.